"jen bagaimana dengan gedung yang kamu dan appa lihat hari ini?"
"Aku suka eonni sepertinya hanya tinggal mengubah beberapa bagian saja. Aku sudah memesan beberapa furniture untuk melengkapinya"
"Baguslah aku tidak sabar Untuk mengenakan koleksi dari brandmu itu"
"masih perlu beberapa bulan lagi eonni. Chaengi... "
Fokus jennie teralihkan dengan Kedatangan adik bungsunya yang datang tiba-tiba.
"ada apa? " tanya jennie heran.
"ahh... Tidak ada apa-apa eonni"
Chaeng mengedarkan padangannya keseluruh ruangan. "kemana dia" gumamnya.
Wangi kuah yang mengebul menusuk indera penciumannya, menarik chaeng untuk ikut duduk disamping jennie dan jisoo.
"eonni.. Bolehkah aku juga mecobanya" ucapnya pelan dengan tatapan laparnya.
"tentu saja mari kita makan bersama. Eonni sangat rindu mandoo korea ini"
Ketiga kakak beradik itu menikmati kebersamaan yang sudah lama tidak mereka rasakan. Gadis berambut pirang nampak paling bersemangat. seperti menurut keyakinannya seberat apapun masalahnya jangan lupa makan.
"Aww..."
Jennie menendang-nendangkan kakinya saat merasa ada sesuatu yang menyentuh kakinya.
"kamchagiya... Yak eonni mahluk apa itu? "
Dughh
Jennie terperanjat saat sesuatu yang bergerak merangkak keluar dari kolong meja. Berwarna kuning dan berbulu.
"anak ayam" ceplos jennie.
Gadis kecil berkostum ayam itu perlahan berdiri. Matanya tertuju pada sosok wanita yang ada dihadapannya. Mata hazelnya berbinar bibirnya terangkat gigi rapi tercetak begitu saja. Melihat sosok yang tidak pernah dia temukan dalam wujud nyata.
"Mommy"
Lisa merentangkan tangannya menyambut pelukan hangat yang sudah lama didambakan.
"mommy... "
"mommy" gumam jennie
Panggilan itu terus berputar-putar dikepalanya, deru nafas jennie berlomba dengan sesak yang dia rasakan. Sesuatu tiba-tiba terasa menghantam kepalanya.
"Argghhh...! "
Tuan dan nyonya kim datang saat mendengar teriakan yang berasal dari ruang keluarga. Nyonya kim memegang kedua tangan jennie yang terus berusaha menutup kedua telinganya.
"Eomma siapa dia?" tanya jennie parau.
"sayang dia Lalisa. Dia adalah lisa anakmu"
"Tidak eomma tidak mungkin !"
jennie menggeleng tidak percaya.
"Katakan bagaimana bisa aku mempunyai seorang anak. Katakan Eomma! "
Tanya jennie penuh penekanan bahkan terdengar berteriak.
Perlahan Nyonya kim menggenggam kedua tangan jennie. Nyonya kim tidak tahan saat melihat kesakitan dimata putri keduanya itu."Sayang eomma tidak ingin kamu berakhir dirumah sakit kembali. Cukup percayai bahwa lalisa adalah putri kandungmu"
"Mommy" panggil lisa lirih.
"Stop berhenti disitu ! "
Mata Gadis kecil berponi itu nampak mengembun namun tidak sedikitpun pandangannya teralihkan dari sosok wanita yang ada dihadapannya.
"Berhenti memanggilku mommy! "
Tess
Setetes air mata yang kini mengalir disudut mata lalisa yang sedari tadi diam mematung kini mulai mengalir deras.
"hiks hiks hiks"
Isak tangis yang terdengar memilukan untuk siapapun yang mendengarnya. Seperti tusukan beribu jarum yang menghujam. Tidak pernah terbayangkan. Pertemuan yang diawali dengan air mata.
Lalisa gadis kecil itu sudah sangat mengharapkan hari dimana dia akan bertemu dengan ibunya. Memeluk serta memberikan kecupan-kecupan hangat yang tidak pernah dia rasakan. Berjuta-juta kasih sayang yang diberikan keluarga kim kepadanya tidak bisa mengalahkan keinginan lisa untuk mendapatkannya dari sang ibu.
Tuan kim segera merangkul tubuh putri keduanya yang hampir hilang keseimbangan.
"yeobo sebaiknya kita bawa jennie kekamarnya"
Jisoo dan rose meruntuki kebodohannya kaki mereka seperti membatu. Seharusnya mereka segera membawa lisa pergi begitu saja. Biarkan saja jennie menganggap mahluk kecil itu adalah anak ayam.
Daripada melihat lalisanya yang menangis tersedu-tersedu. Tidak pernah lalisa menangis terisak seperti ini. Bahkan ketika harus menjalani operasi karena kakimya yang terluka dulu.
"sayang kita kekamarmu ya"
• • •
Hope you like it guysJangan lupa vote dan komen ya...
Selamat berbuka puasa
Love you
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Issues
Short StoryJennie mengalami trauma psikologis akibat dari sebuah peristiwa traumatis yang menyebabkannya amnesia. Jennie mengingat semua keluarganya kecuali seorang gadis kecil yang memanggilnya "Mommy" Diumurnya yang masih sangat muda membuatnya tidak percay...