BAB 8

2.3K 171 8
                                        

Sampai di kamarnya, Bunda tidak bisa tidur. Ia memikirkan perkataan anaknya di ruang keluarga dan pertemuannya dengan dr. Lio hari ini.

Masih terbayang jelas wajah sumringah dr. Lio di ingatan Bunda Shani pada saat mengobrol dengannya.

Bunda yang tertawa lepas dengan celetukan2 dr. Lio. Ia sudah lama tidak tertawa lepas seperti itu semenjak suaminya meninggal.

Apakah ia juga sudah memiliki rasa kepada dr. Lio. Ntahlah. Kita tanya rumput yang bergoyang.

Akhirnya sesi overthinking selesai, Bunda pun memutuskan untuk tidur.

**********

1 bulan kemudian.

Hubungan Bunda dan dr. Lio semakin dekat, bahkan dr. Lio terang terangan memperlihatkan sikap2 perhatiannya ke Bunda Shani.

Namun, sampai hari ini Bunda belum berani mempertemukan Muthe dengan dr. Lio sampai suatu kejadian tak terduga.

Di 48Natio School.

Bel istirahat berbunyi.

"Mumu kenapa? Kok pucet gitu mukanya?" Tanya Icel yang melihat Muthe diam aja di kelas menundukkan kepalanya.

"Iyaa nih besti, kamu sakit ?" Tanya Jessi.

"Perut aku sakitttt.....hikss hikss" jawab Muthe lemas.

"Ayo ayo ke UKS, kita anter" ucap Flora sambil memapah Muthe dibantu Jessi dan Icel.

Sesampainya di UKS, dokter yang jagapun memeriksa Muthe, yang masih mengeluh sakit perut.

"Bundaa... hiksss...hikksss....perut adekk sakit" gumam Muthe.

"Wah kalo gini, harus pemeriksaan selanjutnya ke RS, karna disini alatnya gak ada" ucap dokter.

"Yaudah, kamu Jessi tolong panggilkan Guru Piket yaa, biar bu guru yang antar kalian ke RS sekalian izin kalian tidak mengikuti kelas hari ini oya ambilkan Tasnya Muthe sekalian ya" lanjutnya.

"Ok bu" jawab Jessi.

Singkat cerita, Guru Piket dan Muthe dkk itu pun menuju RS dan Muthe langsung mendapat penanganan di IGD.

Suster membantu mendorong brangkar Muthe. "Ibu dan adik adik tunggu disini dulu ya, biar kami yang menangani adik ini" ucap suster.

Dokter yang kebetulan mendapat jadwal bertugas di IGD adalah dr. Lio.

"Dokter, ini pasiennya mengeluh sakit perut" ucap Suster.

"Bundaa hikkss hikss sakit perut adekk" gumam Muthe

"Ok baik Sus. Om dokter periksa dulu ya Nak" ucap dr. Lio lembut. Muthe pun mengangguk.

Akhirnya setelah melakukan serangkaian pemeriksaan.

"Suster, tolong berikan adik ini pereda nyeri ya, saya akan menemui walinya di depan" ucap dr. Lio.

"Hikss hikss Bunda" gumam Muthe lagi.

"Sabar yaa Nak, nanti om Dokter panggilin Bundanya di luar" dr. Lio tidak mengetahui kalo yang mengantarkan Muthe adalah guru dan teman2 sekolahnya.

dr. Lio pun keluar dari IGD dan mencari wali Muthe. Guru piket dan 3 sahabat Muthe yang melihat dokter keluar dari IGD langsung menghampiri dr. Lio.

"Bagaimana kondisi Muthe dok?" Tanya Guru piket.

"Apakah anda Bunda anak tersebut?" Tanya dr. Lio.

"Oh bukan dok saya gurunya" jawab guru piket.

"Oh.. saya butuh wali anak itu baru bisa menjelaskan kondisi anaknya, apakah ibu bisa menghubungi Bundanya?" Ucap dr. Lio

Jessi pun berinisiatif menelpon Bunda Muthe.

Bunda Shani dan MutheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang