BAB 2

3.5K 190 1
                                    

Suatu pagi yang cerah, dirumah mewah, seorang remaja perempuan masih nyenyak dalam tidurnya.

"Adekkkk, sayang, heyy, bangun dekk" usap Bunda Shani lembut.

Tidak ada pergerakan sama sekali dari Muthe. Bunda pun membuka jendela kamar Muthe agar sinar matahari bisa masuk dan membuat anaknya terbangun.

"Eunghh... Bundaa silauu..hikss" rengek Muthe mengangkat tangannya menutupi matanya.

"Yuk, Bangun Adekk, kan Adekk sekolah sayang pinter, yuk bangun yuk, Ntar Adekk terlambat lho" ucap Bunda sekali lagi membangunkan anaknya.

"Hug me and Kiss me Plissss" akhirnya Muthe merentangkan tangannya untuk meminta pelukan Bunda Shani.

"Uh sayangnya Bunda, sini sini Muaacchh Muuacchh" Bundapun membalas pelukan Muthe dan menciumi wajah anaknya itu.

Kebiasaan tiap pagi adalah Muthe susah tuk dibangunkan dan berujung drama dulu, baru ia mau bangun.

"Bunda gendong adekk ke kamar mandi" pinta Muthe.

"Issh adekk udah besar lho nak, berat Adekk tuh, udah jalan sendiri sana" ucap Bunda.

"Aakkkhhh Bunda, adek mau gendong, hiks plisss" rengek Muthe.

Setelah perdebatan panjang dan Bunda tau akan seperti apa pada akhirnya, Bundapun mengalah lalu menggendong anaknya itu ke kamar mandi ala koala.

"Muacch muachh muacchh, Bunda gemessh banget sama Adekk" ujar Bunda selesai mengantarkan Muthe, lalu mencium pipi dan kening anaknya.

"Ihh basah Bunda muka Adekk!" Gerutu Muthe.

"Udah aahh sana Mandi, ntar terlambat lho, Bunda sudah siapin baju adekk di kasur, Bunda tunggu di bawah yah, siapin sarapan dan bekal untuk Adekk" pamit Bunda.

Skip

"Pagi... Bunda sayaangg..muachh" teriak Muthe menciumi pipi Bunda yang sudah duduk di meja makan.

"Aduh jangan teriak2 Adekk ntar tenggorokannya sakit" ucap Bunda mengelus pipi Muthe.

"Adekk mau sarapan apa? Bunda udah masakin Nasi Goreng nih" lanjutnya.

"Adekk mau sereal coklat aja sama susu Bunda, nasi Gorengnya buat bekal aja, ntar Adekk makan di sekolah" jawab Muthe.

"Siap sayangnya Bunda, nih" jawab Bunda dan mengambilkan sereal.

Akhirnya setelah melakukan sarapan dan mempersiapkan Bekal untuk Muthe, Bunda pun mengambil tas nya di kamar, karena Bunda juga akan pergi ke kantornya. Muthe sudah menunggu di Mobil terlebih dahulu.

Brukkk..

"Ayukk Mang Aris, kita berangkat ke sekolah Adekk dan setelah itu ke kantor" titah Bunda saat masuk ke dalam mobil.

"Siap nyonya". Balas Mang Aris.

Sepanjang perjalanan ke sekolah, Muthe memeluk Bunda Shani erat karena emang dasarnya Muthe suka gelendotan sama Bundanya sepertinya love language Muthe adalah Physical Touch jadi ia selalu mau bermanja dengan Bundanya itu.

Bunda tidak masalah dengan hal itu malah Bunda dengan senang hati meladeni kemanjaan Muthe padanya supaya tercipta suasana keluarga yang harmonis.

Tak terasa mereka pun sampai di sekolah Muthe.

"Sudah sampai Non Adekk" ucap Mang Aris

"Bunda, Adekk pamit dulu ya Muach Muacch" ucap Muthe dan mencium pipi Bunda.

"Oke sayangg, belajar yang pintar ya, gak boleh nakal, gak boleh jajan sembarangan dan jangan lupa dimakan Bekalnya, muacch muacch" ucap Bunda mencium pipi Muthe.

Bunda Shani dan MutheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang