BAB 29

1.2K 93 1
                                    

"Sayang udah ah... jangan ngambek donk" rayu Zayyan yang melihat Muthe masih cemberut.

Mereka saat ini sedang menemani dedek Tian di Playground. Karena Tian sudah cukup besar jadi bocil itu tidak mau ditemani main.

Zayyan dan Muthe pun duduk di luar area Playground dan menunggu Tian bermain.

"Issh.. aku gak suka sama mbak tadi, berani2 dia deketin kamu di depan aku" ucap Muthe posesif.

Zayyan tersenyum memperlihatkan giginya, ia salting brutal mendengar Muthe bilang begitu.

"Udah2 kan aku juga gak hirauin mbak itu, udah yah ngambeknya sayang" ucap Zayyan mempuk-puk kepala Muthe.

"Iya iya. Yaudah habis ini kita beli hadiah buat Papa dan Bunda ya" ucap Muthe.

"Oke siap sayang aku" ucap Zayyan mengusap pipi Muthe.

Setelah puas bermain, Dedek Tian kemudian berlari kearah Zayyan dan Muthe dengan keringat yang mengucur di muka dan badannya.

"Tataaakk... dedek ausss.. mau mimik" ucap Tian ke Muthe.

"Isshhhh.. Dedek keringatnya banyak banget deh ngapain aja sih" ucap Muthe lalu mengambil Tisu dan menglap muka Tian.

"Tatakk.. ausssssss" ucap Tian sekali lagi karena Muthe tidak menghiraukan.

"Sayang, minta tolong ambilkan Mimik Dot dan baju gantinya di tas Dedek, ini basah banget dedeknya" ucap Muthe.

Zayyan mengambilkan yang diminta oleh Muthe. Setelahnya, Zayyan memberikan Dot ke Tian sedangkan baju gantinya masih ia pegang.

Tian pun langsung meminum Dotnya sampai habis tak bersisa. Setelah itu, ia memberikan dot kosong ke Muthe. Saat Muthe mau menggendong Tian membawanya ke kamar mandi. Tiba-tiba.

"Sini sama aku aja Dedeknya ke Kamar Mandi.. sayang tunggu disini yaa" ucap Zayyan menggendong Tian.

"Oh oke, makasih yaa Sayang" ucap Muthe.

Muthe tersenyum melihat punggung Zayyan yang menggendong adiknya itu. Ia senang Zayyan juga sayang ke adiknya.

Setelah membeli kado untuk Papa dan Bunda, mereka ber 3 langsung pulang kerumah Muthe. Karena sudah menjelang magrib takut Papa atau Bundanya menelpon. Sepanjang perjalanan Tianpun bobo di pangkuan Muthe karena kelelahan bermain.


************

Malamnya di rumah dr. Lio.

Tok
Tok

Ceklek

"Assalamualaikum" ucap Jessi bersamaan dengan Feni dan Papi Jessi, Oktan.

"Waalaikumussalam" ucap dr. Lio yang membukakan pintu. "Ehh ayo masuk masuk" ucap dr. Lio ramah. Jessi menyalimi dr. Lio.

dr. Lio mempersilahkan mereka masuk ke ruang tamu dan iapun memanggil Bunda.

"Eh mpen.. tumben2an loe mampir kesini" ucap Bunda bercipika cipiki saat melihat Feni dan keluarga ada di ruang tamu. Jessi juga menyalimi tangan Bunda.

"Iyaa Cani, kita lagi main di sekitar sini, sekalian deh mampir" ucap Feni.

"Maaf Bunda, Muthe ada di kamarnya?" ucap Jessi memotong pembicaraan Bunda dan Feni.

"Ouh ada Nak, sana main ke kamar Muthe" ucap Bunda.

Para orang tua melanjutkan obrolan mereka. Dan Jessi naik ke atas kamar Muthe.

Tapi saat ia melangkahkan kakinya ke tangga, Jessi tidak sengaja menabrak bahu Ollan yang sedang turun dari arah atas, mereka pun saling bertatapan cukup lama.

Bunda Shani dan MutheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang