BAB 24

1.5K 127 2
                                    

5 tahun kemudian.

"Dedek lempar sini bolanya ke Papa Nak" ucap dr. Lio.

"Ini Papa, wleekk Aban" ucap seorang bocil laki laki berusia 5 tahun mengejek Ollan.

"Isshh awas yah dedek, Abang kejar nih" ucap Ollan mengejar adiknya.

Hap.

"Mau kemana dedek?! Huh! Muachh muach" Ucap Ollan memeluk dan menggelitiki bocil 5 tahun itu.

"Huwahahahaha cudah cudah, dedek geli aban, mpun geli aban, hahahahaha" ucap bocil itu kegelian.

"Siapa suruh jahil sama abang? Wleekk" balas Ollan.

"Abang.. sudah sudah kasian dedeknya lho, mukanya sampai merah gitu" ucap dr. Lio.

Tak lama seorang wanita cantik yang sudah kuliah semester 4 itu menghampiri ketiganya.

"Papa.... Abang ... Dedek!! Ayo makan siang dulu.. nanti lagi mainnya" teriaknya kepada ke 3 lelaki itu.

"Iyaa kakak sayang, ayo Abang Dedek kita makan siang dulu" ajak dr. Lio

***********

Kehidupanpun terus berlanjut.

Tak terasa anak bungsu dr. Lio sudah berusia 5 tahun.

Ya dialah AL FATIH BASTIAN AHMAD, dipanggil Dedek Tian oleh keluarganya.

Sebenarnya dr. Lio mau memanggilnya Dedek Al Fatih, tapi Ollan dan Muthe lebih senang kalo adiknya dipanggil Dedek Tian. Ntahlah hanya mereka ber 2 yang paham.

Bunda?

Yah bagaimana kabar Bunda setelah melahirkan Dedek Tian?

**********

Flashback On

Deg.

Terjadi situasi gawat darurat di malam itu, dimana Bunda kehilangan banyak darah dan pingsan setelah mengeluarkan bayi laki lakinya.

"Plis Gab... hikss... lakukan apapun itu yang terbaik buat istri gue hiks hiks" pinta dr. Lio yang masih di dalam ruang persalinan.

"Iya Lio, gue akan usahakan yang terbaik" ucap dr. Gaby

Setelah melakukan berbagai tindakan dan transfusi darah, dr. Gaby pun memindahkan Bunda ke ruangan ICU. Bunda mengalami kondisi kritisnya.

dr. Lio hanya pasrah dengan keadaan saat ini. Ia menyerahkan semuanya pada ALLAH. Yang terbaik datang dari NYA. Ia tak berhenti berdoa agar Allah menyelamatkan istrinya.

Muthe? Jangan ditanya. Ia menangis sejadi jadinya ketika ia tau kondisi Bundanya.

Karena dr. Lio setelah keluar dari ruang persalinan langsung menubruk tubuh anaknya untuk memeluknya dan menceritakan kondisi sang Bunda.

Mereka berdua menangis sambil memeluk satu sama lain.

"Sabar ya Adekk sayang, kita berdoa yang terbaik buat Bunda, semoga ALLAH memberikan Bunda keajaiban hiks" ucap dr. Lio sekuat tenaga menahan sesak di dadanya.

"Hiksss hiksss Bundaa Papa... Bundaaa hikss" Muthe makin menangis dan karena kelelahan ia pun tertidur di pelukan Papanya.

Bunda Shani dan MutheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang