BAB 26

1.4K 112 0
                                    

Sejak kelahiran Dedek Tian di keluarga ini, peran Bunda pun bertambah lagi, selain masih menjadi CEO di perusahaannya (walopun tetap dibantu oleh Jinan sahabatnya), menjadi Istri dari seorang dokter, Bunda dari 2 anak remajanya, dan kini ia juga menjadi ibu2 menyusui bayi kecilnya itu.

Anugrah yang Bunda syukuri adalah di usianya yang tak lagi muda, ia masih bisa memproduksi ASI yang banyak, sehingga ia bisa memberikan nutrisi yang cukup untuk dedek Tian.

Di kamar Bunda

"Oakk... oaakk.. oaakk" tangis Tian yang baru bangun tidur itu.

"Cup cup cup sayang, wah dedek udah bangun ya sayang, mau nenen nak?" ucap Bunda.

Bunda pun mengangkat Tian dari box tidurnya dan Bunda duduk di atas kasur, membuka kancing daster dan mengeluarkan niplenya mengarahkan ke mulut Tian.

Tian pun menghisap ASI Bunda cukup kuat. Sepertinya ia sangat kehausan.

"Ututu pelan-pelan sayang" ucap Bunda sambil mengusap pipi gembul Tian.

Di sore harinya.

"Assalamualaikum, Kakak pulang" ucap Muthe.

Ia hari ini pulang sore dikarenakan ada ekskul dance. Mang Aris yang menjemputnya.

"Lah orang2 pada kemana sih?" Monolog Muthe

Akhirnya ia memutuskan ke kamar Bundanya.

Ceklek

"Bunda....." ucap Muthe nyelonong masuk ke kamar Bunda.

Ia melihat pemandangan Bundanya yang sedang tertidur dengan kancing baju yang masih terbuka memperlihatkan payud*ra Bunda dan Tian yang bermain sendiri di samping Bundanya.

"Dedek... wah pintar nih main sendiri dan gak nangis..." sapa Muthe mengelus pipi Tian.

"Ehhgg ehnngg" Tian bergumam.

"Muach muach.. luchu banget sih dedek muaach" Muthe mencium gemas pipi adiknya itu.

"Bunda...bunda.....bangun sudah sore lho" ucap Muthe mengelus pipi Bundanya.

"Eughh.........eh Kakak" ucap Bunda meregangkan otot2 tangannya.

"Jam berapa ini sayang?" Tanyanya lagi

"Sudah jam 4 lebih Bunda, tuh dedek main sendiri dari tadi" ucap Muthe.

"Ya Allah.... makasih ya Kakak sudah bangunin Bunda, muach muach" Bunda mencium bibir Muthe.

Akhirnya Muthe kembali ke kamarnya, Bunda bergegas Mandi dan sekaligus memandikan Tian.

Skip

Bunda sedang menyiapkan makan malam di Dapur tiba2 ada seseorang yang melingkarkan kedua tangannya di perut Bunda.

"Ihh kaget lho aku Mas" ucap Bunda terlonjak.

"Hehe maaf sayang, habisnya Mas kangen banget sama istri Mas ini" ucap dr. Lio gombal dan makin mengeratkan pelukannya dan menaruh dagunya di leher Bunda.

Bunda pun membalikkan badannya dan memeluk leher dr. Lio lalu mencium bibir suaminya itu sekilas.

Cup.

"Aku masak dulu ya Sayang, nanti kalo mau manja2 lagi di kamar aja ya" goda Bunda.

"Apaan ada dedek Bayi tuh, mana bisa mesra2an sekarang huhu" ucap dr. Lio pura2 sedih.

"Hehe sabar lah, yaudah aah.. aku mau lanjut masak, Mas mandi dulu sana ganti baju, muach" ucap Bunda melepaskan pelukannya.

dr. Lio pun berjalan ke kamarnya tapi ia melihat Muthe dan Tian yang sedang berada di ruang keluarga. Saat ia mau menghampiri anak2nya, Bunda berteriak.

Bunda Shani dan MutheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang