"Ekhm.. siapa bilang udah direstuin??"
Suara dr. Lio dari belakang membuat Zayyan menelan ludahnya kasar. Glek.
Zayyan menunduk tidak berani melihat dr. Lio.
"Hahahahaa... lucu banget deh ekspresi si Zayyan Zayyan ini" ucap dr. Lio.
'Ampunn dehh,, dikira gue ngelawak kali ya' batin Zayyan.
"Kau bisa main catur?" ucap dr. Lio.
"Bi.. bisa Om" ucap Zayyan gugup, sambil menganggukkan kepalanya.
"Ayo main, kalo Zayyan menang, Om restuin deh" goda dr. Lio.
"Papah.... ish kok gitu!?" ucap Muthe protes.
"Kalo kalah gimana coba?" Lanjutnya.
"Kalo kalah ya udah... hmm Papa akan pertimbangkan" ucap dr. Lio terkekeh.
"Mas serius?" bisik Bunda ke telinga dr. Lio yang duduk di sebelahnya.
"Tenang aja sayang" balas dr. Lio juga berbisik.
"Malah bisik2 nih Papa sama Bunda!" ucap Muthe kesal.
Akhirnya, Zayyan dan dr. Lio pun bermain Catur. Zayyan tampak serius ingin mengalahkan Papanya Muthe. Supaya cepet direstuin batinnya.
Sedangkan Bunda pergi ke dapur untuk memasak makan siang. Muthe duduk di samping Zayyan menyemangati dengan Dedek Tian yang masih nempel kayak cicak di pangkuan Muthe sambil nonton Coco Melon di IPAD.
"Skakkkkk mate" ucap dr. Lio.
Zayyan langsung menundukkan kepalanya lesu. Ya ia kalah.
"Kak Zayyan kenapa nunduk?" Ucap Muthe polos. Karena ia tak tahu permainan catur.
"Dia kalah Kak, hohoho" ucap dr. Lio.
Zayyan tak berani mendongakkan Kepala. Ia merasa gagal tuh dapat restu Papa wanita yang dicintainya.
"Udah gak papa, nanti berjuang lagi ya Kak" ucap Muthe mem puk puk pundak Zayyan.
Tak lama, Bunda pun menuju ruang tamu untuk memanggil dr. Lio dan lainnya untuk makan siang bersama.
"Ayokk semuanya kita makan siang dulu, Kak Zayyan makan siang disini yaa" ucap Bunda.
"Lah kenapa lesu begitu?" lanjut Bunda.
"Eh.. gak apa2 tante" balas Zayyan tersenyum karir.
Muthe pun menarik tangan Zayyan ke tempat meja makan. Karena Zayyan masih lesu atas kekalahannya dari dr. Lio.
Mereka semua makan dengan tenang. Muthe kali ini tidak minta disuapin oleh Papanya. Ya karna malu ada Zayyan. Tian seperti biasa disuapin Bunda.
"Kakak tumben nggak minta disuapin Papa?" ucap dr. Lio.
"Isshh Papa mah" rengek Muthe.
'Ya ampun ternyata Manja banget dia kalo di rumah' batin Zayyan.
"Kenapa? Kakak malu yaa ada Zayyan, huh" ejek dr. Lio.
Muthe lalu menutup mukanya yang sudah merah. dr. Lio dan Bunda hanya tertawa melihat itu. Lalu merekapun melanjutkan makan siang dengan tenang.
Setelah makan siang, Zayyan dan Muthe kembali ke ruang tamu. Tentu dengan Tian yang gak mau lepas sama sekali dari gendongan Muthe.
"Dedek sana bobo siang dulu sama Bunda" ucap Muthe. Ya ia juga mau kali ber2an sama Zayyan.
"Nda au. Dedek cini aja cama tatak au jagain tatak dari tatak itu" ucap Tian sinis ke Zayyan.
![](https://img.wattpad.com/cover/365072420-288-k880770.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Shani dan Muthe
FanfictionKisah Keluarga kecil Bunda Shani dan Anak Semata Wayangnya Muthe dan pertemuan dengan Seseorang Lelaki yang juga memiliki Anak Semata Wayang, yang membuat Bunda Shani Jatuh Cinta lagi setelah ditinggal Mati Oleh suaminya. Apakah Muthe akan senang me...