(Lanjutan BAB 29)
Setelah puas mengajak adik2nya berkeliling komplek dan membeli jajanan di Bazzar Taman, Ollan memberhentikan sepedanya di halaman rumah mereka diikuti Muthe, lalu memarkirkan sepedanya, Ollanpun menurunkan Tian.
"Sampai deh.. huh huh huh" ucap Muthe ngos ngosan.
"Hahaha gitu aja capek Kakak huh lemah" ejek Ollan.
"Yey.. Abang mah biasa olahraga di Asrama, Kakak mana pernah" ucap Muthe membela diri.
"Lah bukannya Kakak kalo ngeDance kayak olahraga hehe" balas Ollan.
"Bedaaa lah Abang, kalo Dance mah" balas Muthe lagi.
"Cudah kah omon omon nya? Dedek antuk tau Aban Tatak" ucap Tian memecah perdebatan Ollan dan Muthe. Keduanya nyengir lupa kalo ada bayi yang ikut diantara mereka.
"Assalamualaikum........." kompak ketiganya.
"Waalaikumussalam" jawab Bunda dan dr. Lio yang sedang bermesraan di ruang keluarga.
"Duh duo Bucin, pagi2 deh" sindir Muthe.
"Ehh anak2 Papa sudah balik, gimana sayang.. seru gak?" Tanya dr. Lio yang masih mendekap Bunda dari belakang di Sofa.
"Seruuu banget Papa, tapi Abang cepat banget gowes sepedanya, Kakak ditinggal mulu" adu Muthe.
"Yeuu.. Kakak aja yang lama gowes sepedanya huh" ejek Ollan.
"Lah kok jadi ribut ini ber 2" ucap dr. Lio.
Tian si bayi party pooper itu tanpa aba-aba langsung menaiki tubuh Bunda. Tidak peduli padahal Bunda sudah Pewe bersandar di suaminya.
"Awwssh.... dedek,, sakit nak sakit" ucap Bunda langsung duduk tegak dari sandarannya. Tian tak sengaja menginjak perut Bunda saat naik tadi.
Tian yang kaget hampir terjatuh dari atas tubuh Bunda, namun Ollan dengan sigap menangkap adiknya sebelum benar2 terjatuh. Rupanya Ollan memperhatikan tingkah Tian pada saat naik ke Bunda tadi. Insting seorang perwira polisi ini tak diragukan lagi.
"Dedek hati2 donk, coba tadi kalo jatuh kan bahaya!! pasti benjol nanti kepalanya!!" ucap Bunda sangat khawatir dan tak sengaja pakai nada sedikit tinggi ke Tian.
"Hikss hikssss huwaa" Tian yang kaget dengan suara Bunda, langsung menangis merasa dimarahi.
Bunda mengangkat Tian mencoba menenangkan.
"Duh bocil2, mulai drama dehhh" ucap Muthe langsung meninggalkan ruangan keluarga dan menuju kamarnya.
"Papa, Bunda, Abang ke kamar dulu ya, mau mandi udah gerah" ucap Ollan.
"Ok Bang" ucap keduanya.
"Cup cup cup sini sama Papa" ucap dr. Lio mengambil Tian yang berontak di pangkuan Bunda.
Tian masih menangis, merasa Bundanya marah sama dia.
"Kayaknya ngantuk dia Mas, makanya rewel" ucap Bunda.
"Tapi bajunya basah banget lho ini sayang, mandiin dulu kali ya biar enak bobonya" ucap dr. Lio lembut.
Bunda sangat sangat beruntung memiliki suami seperti dr. Lio. Sikapnya, sifatnya dan tanggungjawabnya apalagi ke anak2nya, membuat Bunda merasa menjadi istri yang sangat bahagia.
"Yaudah yuk Mas, ayo ke kamar" ucap Bunda.
Mereka ber 3 masuk ke kamarnya, dr. Lio membuka pakaian Tian dan langsung memandikan anak bungsunya itu, sedangkan Bunda menyiapkan baju Tian dan susu Dot supaya nanti habis mandi langsung bobo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Shani dan Muthe
FanfictionKisah Keluarga kecil Bunda Shani dan Anak Semata Wayangnya Muthe dan pertemuan dengan Seseorang Lelaki yang juga memiliki Anak Semata Wayang, yang membuat Bunda Shani Jatuh Cinta lagi setelah ditinggal Mati Oleh suaminya. Apakah Muthe akan senang me...