BAB 33

1.1K 100 2
                                    

DEG.

Bunda tidak pernah mendengar nada bicara dr. Lio yang seperti ini.

"Hiks... maaf mas.. maafin aku" ucap Bunda.

"Minta maaf nya bukan ke Mas, tapi ke Kakak" ucap dr. Lio masih nada datar.

dr. Lio tidak pernah marah ke Bunda karena memang dr. Lio orangnya sangat lembut. Tapi kalo menyangkut sang Anak apalagi kesehatannya wajar ia sedikit khawatir saat ini.

dr. Lio pun langsung ke kamar Muthe membawa makan malam dan obat penurun panas.

Sedangkan Bunda masih berdiri di tempatnya dan menangis. Ia shock suaminya bicara begitu.

Di kamar Muthe.

"Sayang, ini Papa sudah bawakan makan malam buat Kakak, Papa suapin yah Kak" ucap dr. Lio. Muthe hanya mengangguk.

"Cukup Pah, Kakak mual" ucap Muthe setelah menerima beberapa suap.

"Oh yasudah Kak, ini minum dulu airnya, habis itu minum obat ya sayang" ucap dr. Lio memberikan gelas dan obat.

Setelah meminum obatnya. Lalu dr. Lio membantu Muthe merebahkan diri.

"Hiks Papa.. Bunda marah sama Kakak, hikss" ucap Muthe mulai menangis.

"Cup cup sayang, jangan nangis, nanti Kakak makin pusing lho" ucap dr. Lio mengusap pipi Muthe.

"Hiks Bunda, belum dengerin penjelasan Kakak Papa" ucap Muthe lagi.

"Emang Kakak sama Bunda kenapa? Coba cerita sama Papa" ucap dr. Lio mengelus kepala Muthe.

Akhirnya, Muthe pun menceritakan semua kejadian tanpa ada yang ia tutupi. Termasuk tentang Zayyan yang mengantarkan pulang dan alasannya.

Tanpa mereka ber 2 tau, daritadi Bunda sudah berdiri di depan pintu kamar Muthe dan mendengar semua perkataan Muthe pada Papanya.

Ceklek.

"Kakak suka ya sama Zayyan" ucap seseorang tiba2 masuk ke kamarnya.

dr. Lio dan Muthe langsung menoleh ke sumber suara dan itu ternyata Bunda. Muthe langsung menunduk tak berani menatap Bundanya.

Bundapun menghampiri kasur Muthe, dan langsung memeluk Muthe.

"Maafin Bunda ya Kak, hiks tadi Bunda sudah naikin suara ke Kakak, Bunda cuma khawatir sama Kakak, maaf kalo Bunda terlalu posesif ke Kakak" ucap Bunda sambil sesenggukan.

dr. Lio yang paham keadaan, ia memberikan waktu untuk Bunda dan Muthe ber 2 untuk bicara dari hati ke hati, ia pun keluar kamar dan membawa bekas makan malam Muthe ke dapur.

"Hiks.. Kakak yang minta maaf Bunda, Kakak gak dengerin kata2 Bunda, hiks, Kakak gak kabarin Bunda, karena HP Kakak mati, hiks" ucap Muthe makin mengeratkan pelukannya.

Setelah saling mengungkapkan perasaan dan uneg2 masing2, Bunda pun melepas pelukannya ke Muthe.

"Yaudah, Kakak bobo ya, masih anget ini badannya Kakak" ucap Bunda sambil memegang kening Muthe.

"Iya Bunda, Kakak istirahat dulu yaa" ucap Muthe.

"Ok cepat sembuh ya sayangnya Bunda, loveyou so much mmuach muach" ucap Bunda mencium bibir Muthe.

"Loveyoumore Bundaku Sayangku Cintaku Bawelku, jangan marah2 lagi ya sama Kakak, Kakak takut sama Bunda kalo lagi marah" ucap Muthe.

"Iya maaf ya Kak, muachh muachh" ucap Bunda.

Sebelum benar2 pergi Bunda membisikan sesuatu ke Muthe yang buat Muthe nyengir tak karuan.

"Besok2 suruh Zayyan ke rumah temuin Bunda, okeh, kalo emang dia beneran sayang sama Kakak, dia pasti berani" ucap Bunda lalu meninggalkan kamar Muthe.

Bunda Shani dan MutheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang