Paginya Nenek dibantu oleh Bunda menyiapkan sarapan pagi. Ollan dan Muthe sudah bangun dari subuh dan saat ini mereka sedang berjalan2 di sekitaran rumah Kakek Atmaja. Sedangkan Tian seperti biasa belum bangun.
Suasana Jogja di pagi hari sangatlah syahdu dan penuh kesederhanaan. Dengan udara yang masih asri tanpa polusi, tidak seperti di Jakarta.
"Kakak.... kita kesitu yuk" ajak Ollan menunjuk taman bermain.
"Ayo Bang" balas Muthe.
Merekapun memilih menaiki Ayunan dan menggoyangkan badan mereka ke depan dan belakang.
"Seruuu ya Bang hehe coba Dedek sudah bangun pasti seneng deh diajak kesini" ucap Muthe.
"Iyaa Kak" jawab Ollan singkat sambil menunduk.
"Abang kenapa, kok murung gitu sih mukanya?" ucap Muthe.
"Eh.. gak papa kok, Abang gak papa" Ollan mengelak.
"Hmmpp,, Akhir2 ini Kakak perhatiin Abang tuh selalu melamun, murung, kalo ada masalah cerita aja sama Kakak, Bunda atau Papa ya Bang" ucap Muthe sok dewasa.
"Hmpp... nanti deh Abang cerita, sekarang kita balik ke rumah yuk, Abang sudah lapar soalnya" ucap Ollan berdiri dari Ayunan dan menarik tangan adiknya.
Merekapun kembali ke rumah.
"Assalamualaikum Kakek" ucap Ollan dan Muthe ketika sampai di rumah.
"Waalaikumussalam.. Wah Abang sama Kakak dari mana sayang?" tanya Kakek Atmaja yang sedang membaca Koran dengan secangkir kopi di teras rumah.
"Dari taman bermain dekat sini Kek" ucap Ollan.
"Ouh kalian gak nyasar kan? Hehe" ucap Kakek.
"Nggak donk, kan Abang jago Kek" ucap Muthe menepuk2 pundak Ollan.
"Iya deh si paling jago, ayo kita masuk sarapan dulu sayang, Nenek sama Bunda kalian udah nunggu" ajak Kakek.
Merekapun menuju meja makan. Disana Bunda dan Nenek sedang menyiapkan berbagai masakan khas Jawa untuk sarapan. Ollan dan Muthe langsung sumringah melihat menu yang begitu menggoda.
"Waahhh... pasti enak iniii... hmpp" ucap Ollan sambil mencomot tempe mendoan di meja.
"Eits cuci tangan dulu, Abang kan dari luar Nak" tegur Bunda lembut. Ollan hanya nyengir menampakkan giginya.
"Enak donk Bang, masakan Nenek gitu lho" sambar Kakek.
"Masakan Shani juga ya Pah" sewot Bunda.
"Hehe iyadeh sama Mbak juga" balas Kakek.
"Oyah Dedek gak dibangunin Bunda?" tanya Muthe.
"Bunda minta tolong Kakak aja deh yang bangunin Dedek" ucap Bunda yang masih memindahkan sayur ke meja makan.
Muthe pun bergegas ke kamar untuk membangunkan Adik Kesayangannya.
Tak lama, Muthe dan Tian keluar dari kamar dengan Tian digendong ala koala oleh Muthe.
"Eh sayangnya Bunda udah bangun, yuk makan dulu Nak, habis itu Mandi ya" ucap Bunda mengambil alih Tian dan mendudukannya di pangkuan Bunda.
"Dedek, au cama papa undaa hiks hiks" rengek Tian.
"Iya sayang Papa besok datangnya kesini, dedek sabar dulu ya, nanti habis makan kita video Call Papa okee" ucap Bunda. Tian hanya mengangguk. Lalu Bunda menyuapi Tian.
"Nenek, suapin Kakak donk" ucap Muthe manja.
"Sini sayang Nenek suapin" ucap Nenek lembut.
"Ishh udah kuliah juga masih ajaa manja hahaha" goda Kakek melirik Muthe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Shani dan Muthe
FanfictionKisah Keluarga kecil Bunda Shani dan Anak Semata Wayangnya Muthe dan pertemuan dengan Seseorang Lelaki yang juga memiliki Anak Semata Wayang, yang membuat Bunda Shani Jatuh Cinta lagi setelah ditinggal Mati Oleh suaminya. Apakah Muthe akan senang me...