|| Cilnan Or Civan

42 3 0
                                    

Kemarahan Karena Khawatir

•••••••••••


HAPPY READING 🧡

•~•~•~•~•~•

*******

Selayaknya hari biasa semua yang masih bersekolah pasti sesudah pagi menjelang akan berisap untuk berangkatkan mengasah ilmu pendidikan ke sekolahan. dan seperti biasanya juga semua akan di gelut kan dengan materi-materi yang terkadang terlalu rumit.

"Han, udah belum sini gue nyontek." seloroh dino.

Saat guru tengah keluar elhan tampak leha-leha seraya bersedekap.

"Tanya aja tuh sama yang ada di pojok."

Dino melihat satu murid cowok yang terlihat culun di bangku belakang sepertinya dia yang tengah mengerjakan tugas elhan.

"Anjirr lo han." lontar dino.

"Males banget gue nulis sebanyak itu." ceplos elhan.

Revan menanggapi,"Heran gue ada ya orang kek elo han, malesnya minta ampun ntar gedenya mau jadi apa lo."

"Ini gue udah gede van, lo pikir gue bakal tumbuh segede apa lagi."

"Segede kingkong." cecar abhi lalu ngakak.

Dari mereka bertiga memang elhan yang tidak bisa di gangu gugat rasa malasnya.

Saat di depan kelas arci berpapasan dengan nita mata dua cewek itu saling melirik sinis melihat nita tersenyum miring arci lantas berkata.

"cewek sinting,"

Nita menyahut,"daripada lo cewek kegatelan,"

Arci bergerak mundur untuk berbicara ke nita,"gue kegatelan sama siapa? lo ngatain gue gitu karna iri liat gue sama revan kan kasihan banget lo nit,"

Nita mulai panas saat arci berucap mengasihani nya,"sialan, jangan terlalu bangga lo karna deket sama revan," nita memekik.

Arci mengibaskan telapak tangannya ke wajah nita,"huuu, panas ya." celetuknya.

Ketika nita makin emosi dan hampir menampar arci tetiba ada suara revan yang memanggil.

"Arci.."

Seseorang yang di panggil lantas berlari kecil menghampiri ia di sambut kedua tangan revan yang di rentangkan saat arci di usap puncak kepalanya hal itu membuat nita bernapas naik turun akibat amarahnya.

"Kencan yuk ci."

Arci mencubit pinggang revan kala cowok itu mengelitiki lehernya sembari melintasi koridor suara desisan revan keluar saat merasakan cubitan itu.

"geli jangan di gelitikin gitu van," ia lalu mencebikan bibir.

Revan buang muka,"Geli dibales cubitan gak setimpal." ujarnya.

Arci tersenyum lantas jarinya menghampiri jakun revan namun baru menyentuhnya cowok yang tengah merangkulnya itu mencegah tangan arci hal itu membuat sang empu cemberut dan sedikit menjauhkan diri.

"Nanti aja ci ini masih di sekolah masa mau mainin jakun gue."

Arcilla kian menekuk mukanya sedangkan revan lantas menariknya pelan untuk di gandeng.

Revan kembali bicara,"Nanti aja ya ntar puas-puasin main jakun gue ci.."

Dikala arci dan revan saling bertatapan momen itu di ganggu oleh hadirnya regan mata cowok itu langsung tertuju pada tangan yang saling mengenggam itu.

Cilnan Or Civan ( Selesai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang