|| Cilnan Or Civan

16 1 0
                                    

Kamu dan segala kenangan.
••••••••••
-

HAPPY READING 🧡

_________

********

Kematian, bisa kapan saja terjadi menghampiri siapa dan dimana saja sewaktu-waktu seperti yang telah terjadi pada revan keinginan nya hanya ingin melindungi dan menyelamatkan seseorang yang di cintai namun takdir merenggut nyawanya disaat telah berhasil melindungi arcilla dari perbuatan bejat regan.

Malam terasa berhenti kala kesedihan makin menguasai diri hanya tersisa kenangan didalam jiwa meski merintih pilu meminta dia yang sudah pergi tidak ada satupun yang akan bisa mengembalikan revan kembali pada arci.

Sejak malam hingga mentari menerangi pagi muncul namun gumpalan awan mendung masih mengitari diatas sana sama halnya dengan diri arcilla meski sudah pagi hari rasanya masih sama seperti tadi malam baginya terlihat dan terasa gelap. Ketika keluar dari kamar revan arci menghampiri papa dari revan yang berada di sofa bersama revina.

"om." ia memanggil Hasan.

Pria paruh baya itu langsung beranjak menatap arci,"Apa yang terjadi pada revan itu karena kamu anak saya tiada gara-gara kamu!" hasan memekik.

"maafin arci om." pintanya seraya menunduk ia juga menitihkan air mata.

Hasan menyentak,"Maaf, saya tidak akan memaafkan kamu, kemarin harusnya revan menemui saya tapi karna kamu revan justru tiada," pekiknya menjadi suara bergetar.

"Pa. jangan salahin arci seperti ini." larang revina.

"Gara-gara dia adik kamu meninggal vi,"

"revan sangat mencintai arci pa jangan bikin dia sedih di sana jangan salahkan atau benci arci." balas revina.

Ketika hasan marah arcilla bergeming seraya terisak papa dari revan kini membenci nya atas apa yang terjadi pada anaknya yang sulit diterima.

"Seharusnya dari dulu lebih baik revan tidak mencintaimu, karna kamu revan anak saya meninggal," hasan kembali menyentak.

Ia menunjuk arah pintu keluar dengan tatapan tajam,"Pergi dari sini jangan pernah tunjukkan diri kamu lagi," usirnya.

Mata yang sudah berlinang sedari tadi itu melihat papa dari revan saat dia mengusirnya tidak ada lagi tempat bagi arci untuk berada di rumah itu dalam tatapan nanar arcilla langsung berlari keluar.

"arcilla.." revina ingin mengejar namun papanya menahan.

Bersama air matanya arcilla ia selalu tak punya tujuan kala tengah gelisah dan bersedih terpaan yang tengah melanda begitu menyakitkan kehilangan orang yang dicintai di depan matanya menjadi trauma baru yang muncul di diri arci. kemana ia akan pergi untuk memenangkan dirinya jika pikiran dan hatinya sekarang tengah kacau balau tidak mampu mencari tempat untuk dirinya sendiri berteduh dari gerimis yang mengundang dan juga air matanya yang masih bercucuran.

Kakinya berlari sesuai keinginan hati tidak peduli dengan gerimis yang semakin membasahi arcilla mendatangi dimana tempat revan disemayamkan setibanya ia langsung ambruk di sebelah tanah yang menggunduk itu.

Arci menumpuh ruahkan tangisannya."kenapa kamu pergi van," rintihnya.

"andai kemarin kamu gak nolongin aku pasti kamu masih baik-baik aja van maafin aku."  arci memeluk pusaran itu.

Cilnan Or Civan ( Selesai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang