Dua mobil Van berwarna hitam berhenti di depan kantor Polisi. Begitu pintu Van terbuka, kerumunan Wartawan berbondong-bondong menghampiri. Bara yang keluar lebih dulu dari Van, menunggu empat tersangka yang di tangkap di sebuah pesta narkoba yang baru saja berhasil mereka ringkus, keluar dari dalam Van.
Mata tajam Bara hanya terfokus pada satu orang. Prabu, mantan Manager Gana yang baru saja dibebaskan enam bulan lalu atas kasus Pesta Narkoba yang berhubungan dengan Gana. Prabu hanya diberi hukuman yang ringan karena disebut-sebut banyak membantu Kepolisian selama mengusut kasus Gana meski sampai saat ini Gana masih belum ditemukan.
Prabu pun hanya dijatuhi hukuman Penjara lima bulan dan masa percobaan selama satu tahun. Saat itu dia mengaku hanya berperan sebagai orang suruhan Gana, tes urin dan rambutnya negatif, itu mengapa hukumannya sangat ringan.
Tentu saja. Romeo dan semua penjilat di bawah kakinya yang ada di Kepolisian berperan penting untuk menyelamarkan Prabu.
Saat Prabu dibebaskan, meski tidak terima, namun Bara belum bisa melakukan apa-apa. Dia masih larut dalam kesedihan, belum lagi depresi yang membuat hidupnya tak terkendali hingga membuat seluruh keluarga mencemaskan Bara.
Tapi saat ini, setelah Bara tahu apa yang akan dia lakukan, maka menyeret Prabu kembali ke dalam sel tahanan pun bukan sesuatu yang sulit dia lakukan.
Begitu Prabu keluar dari mobil Van, tangan Bara dengan sikap mencengkeram tengkuknya, kemudian mendorongnya ke depan, memaksa Prabu berjalan lebih dulu membelah kerumunan tanpa mau mempedulikan pertanyaan dan blitz kamera dari seluruh Wartawan.
Bahkan Komandan Setyo yang sedang di wawancarai pun sampai terperangah hingga membatalkan sesi wawancaranya agar bisa mengejar Bara yang sudah lebih dulu membawa Prabu masuk ke dalam kantor.
Begitu juga dengan Aldo dan anggota tim. Mereka cepat-cepat membawa sisa tersangka lainnya masuk ke dalam kantor agar bisa segera mengetahui apa yang ingin Bara lakukan terhadap Prabu.
Di depan pintu masuk, Bara melihat Antonio dan Timnya yang menatap Bara dengan tatapan marah. Segaris senyuman sinis yang kelam Bara perlihatkan pada mereka. Hanya sejenak, karena Bara sudah kembali mendorong Prabu agar naik ke lantai atas.
"Bara!" panggil Komandan Setyo yang berhasil mengejar Bara ketika Bara hampir mendorong Prabu masuk ke dalam ruang interogasi. Komandan Setyo menatap marah padanya. Setelah tadi Bara memaksanya mengeluarkan surat penangkapan, sikap semena-mena Bara saat ini membuat Setyo semakin geram. "Apa yang mau kamu lakukan? Bawa Prabu bergabung dengan tersangka yang lain."
Bara memiringkan wajah dengan gerakan pelan, sorot matanya yang dingin sama sekali tak terusik. "Berusaha mentaati prosedur hukum, Ndan?" cemooh Bara. Lalu dia tersenyum tipis, namun Komandan Basri tahu kalau Bara sedang mengolok-olok dirinya, itu mengapa lelaki yang sudah tidak bisa lagi berkutik di hadapan Bara itu hanya bisa mengetatkan rahang menahan amarah. Apa lagi ketika Bara tidak mempedulikan dirinya dan mendorong Prabu masuk ke ruang interogasi bahkan mengunci pintunya.
Komandan Setyo mengerang marah, saat dia memutar tubuh hendak masuk ke ruang pengawas di balik ruang interogasi, dia sudah menemukan Aldo dan Randi di belakang tubuhnya, menatap Komandan Setyo dengan tatapan penuh arti.
Komandan Setyo mendengus kasar, lalu bergegas masuk ke dalam ruang pengawas diikuti oleh Aldo dan Randi. Lalu dari dalam sana, mereka melihat Bara mematikan kamera CCTV hingga mereka tidak bisa melihat dan mendengar apa pun yang terjadi dari dalam sana melalui Komputer. Mereka hanya bisa melihat apa yang Bara lakukan dari kaca di hadapan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable 3
RomanceSetelah dua tahun hidup tanpa tujuan, pasca perceraian yang telah membuat hidup Bara hancur berantakan, dia kembali bertemu Gema, sang mantan istri yang sempat menghilang. Sejak awal, meski mengabulkan permintaan Gema untuk bercerai, namun Bara tida...