Duduk bersisian bersama Bara di tepi ranjang, Gema masih tidak bisa memalingkan pandangan dari wajah muram Bara yang merunduk. Meski keadaan itu sudah berlangsung selama belasan menit, namun Gema memilih untuk menunggu. Bara pasti butuh lebih banyak waktu, pikir Gema. Tidak mudah baginya untuk membongkar ingatan menyakitkan yang telah membuatnya terpuruk selama ini.
"Semuanya berawal dari kasus Gana," Bara memulai ceritanya dan tetap di posisi semula. "aku putus asa. Nggak ada jalan keluar apa pun yang bisa aku temukan. Keadaan Nadi juga semakin buat aku ketakutan. Saat Nadi kecelakaan, aku sempat memikirkan hal yang Nadi pikirkan. Harusnya, Gana muncul. Tapi ternyata enggak."
Selama ini, Bara tidak menceritakan hal ini pada siapa pun. Dia hanya menyimpannya seorang diri. Tapi hari ini, Bara akan memberitahu Gema segalanya.
"Aku semakin kebingungan. Kalau Nadi, orang yang paling Gana cintai pun nggak bisa menjadi alasan untuk Gana muncul, lalu apa? Waktu itu, tiba-tiba aja aku ingat cerita sama foto yang kamu kirim."
Gema mengernyit samar. "Cerita sama Foto yang mana?"
Bara menoleh, membalas tatapan Gema. "Tulisan terima kasih di kaca mobil kamu waktu kamu lagi cari Gana."
Gema berusaha mengingat-ingat. "Oh, itu..." gumamnya.
"Hm," Bara mengangguk kemudian kembali memalingkan muka. "kamu satu-satunya orang yang berani Gana dekati. Dia bahkan sampai menuliskan pesan kaya gitu buat kamu." Bara memberi jeda kalimatnya, tampak memikirkan sesuatu sebelum kembali bicara. "Aku juga menyadari satu hal yang mungkin aja kamu sama Gana nggak tahu soal ini."
"Apa?"
"Kamu sama Gana... kalian punya ikatan batin yang kuat, yang buat kalian bisa saling memahami atau juga saling menemukan di saat salah satu dari kalian sedang terluka."
Gema termangu. Ikatan batin yang kuat? Gana dan dirinya? Benarkah?
"Kayanya kamu keliru. Aku sama Gana cuma bersahabat, kami—"
"Kenyataannya, dua tahun lalu, di saat nggak ada satu orang pun yang bisa menemukan Gana, atau yang mau Gana temui, dia bisa muncul di hadapan kamu, kan?" lagi. Bara kembali menatap Gema. "Kamu ingat apa yang kamu alami sebelum kamu sama Gana ketemu?"
Gema mengulas ingatannya sekali lagi. Saat itu adalah masa-masa terburuk dalam hidup Gema. Dia baru saja kehilangan Ibunya, lalu harus kehilangan calon buah hatinya akibat kecelakaan di malam di mana dia mendengar ungkapan cinta Bara untuk Nadi.
Gema juga ingat kalau saat sedang duduk termenung di malam itu, sosok yang sedang ada di pikirannya adalah Gana.
Dan ya, Gana muncul setelahnya.
Lalu kini Gema terkesiap saat menyadari hal itu.
"Aku udah lama tahu. Itu kenapa aku sempat beberapa kali cemburu sama kedekatan kalian berdua." Bara tersenyum patah.
Cemburu?
Gema ingat beberapa momen di masa lalu. Ketika dia dan Gana berpelukan setelah lama tidak bertemu namun Bara bergegas melerai pelukan mereka.
Ketika Gema berceloteh tentang Gana, entah memuji atau sedang mencemaskan, Bara selalu terlihat kesal bahkan tidak tertarik menanggapi obrolan Gema. Lalu, malam di mana Bara mengetahui Gema bertemu Gana di saat Gana tidak pernah mau bertemu dengan Nadi atau Bara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable 3
Roman d'amourSetelah dua tahun hidup tanpa tujuan, pasca perceraian yang telah membuat hidup Bara hancur berantakan, dia kembali bertemu Gema, sang mantan istri yang sempat menghilang. Sejak awal, meski mengabulkan permintaan Gema untuk bercerai, namun Bara tida...