"Thanks." Javier dan Darel bersalaman sejenak. Lalu Javier tersenyum tipis dan menganggukkan kepala pada Naya yang membalasnya dengan senyuman manis.
Alih-alih pergi karena pekerjaannya sudah selesai, Darel justru tetap berdiri di tempatnya dan menatap Gana dengan sorot mata penuh arti. Gana yang sedang berpelukan dengan Alma sama sekali tidak menyadari tatapan Darel, hanya Javier dan Gema saja yang menyadarinya.
Itu mengapa Gema mengatakan sesuatu pada Gana hingga Gana menoleh pada Darel. "Oh, iya. Sori. Gue lupa bilang makasih sama lo." Karena sudah dua tahun tidak bertemu dengan Alma, bahkan hanya bisa menelepon tanpa bertatap muka, rasanya Gana sangat merindukan Alma sampai tidak bosan-bosannya memeluk Kakak sepupunya itu.
Kini Gana mendekati Darel, lalu mengulurkan tangannya.
Tapi berbeda seperti sebelumnya, Darel tidak langsung menjabat tangan Gana. Dia masih saja menatap Gana lekat hingga Gana mengerjap canggung lalu menatap yang lain.
"Rel," bisik Naya pelan untuk menegur.
Darel menghela napas samar kemudian menjabat tangan Gana. "Nggak usah berterima kasih. Gue dibayar untuk menyembunyikan lo. Tapi setelah ini, kalau lo butuh bantuan gue, lo bisa langsung hubungi gue. Tenang aja, khusus buat lo, gue kasih free."
Gana mengerjap bingung, sementara Javier terkesiap tak percaya. Free? Pekiknya di dalam hati. Javier bahkan mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar untuk meminta bantuan jasa Malvori.
Darel mengangguk sopan pada mereka semua. "Ayo, Nay." Ucapnya pada Naya.
"Gem, ini perasaan aku aja atau memang semenjak kita berangkat dari rumah, Darel sering banget lirik-lirik aku." tanya Gana pada Gema sambil melotot horor.
Gema mengangguk setuju. "Apa jangan-jangan dia suka kamu, ya, Gan?"
"Dih," Gana mengusap-usap tangannya yang merinding. "dia kan tahu aku udah punya istri."
Mendengar itu, Gema menatap Gana malas dan ingin memukulnya kalau saja Gana tidak bersembunyi di balik Alma sambil tertawa. "Nggak bisa, Gem. Kalau udah di sini, kamu nggak bisa KDRT lagi sama aku. Ada Kak Alma nih, berani kamu memangnya?"
Gema mendengus. "Kak Alma bisa tolong pukul kepalanya sebentar nggak?" tapi Gana justru tertawa meledek sambil menjulurkan lidah hingga Gema menggeram penuh kesal meski setelah itu terkekeh geli melihat tingkah Gana.
Keakraban dan canda tawa mereka berdua membuat Alma dan Javier saling menatap penuh arti sembari menghela napas samar.
"Untuk sementara, kalian berdua tinggal di rumah ini." Alma berujar. Saat ini mereka sudah berada di dalam rumah. Gana dan Gema duduk bersebelahan, menanti apa pun yang akan Alma katakan pada mereka.
"Gue harus menyerahkan diri, kan?" tanya Gana. Mendengar itu, Gema tampak sedikit gelisah. Gana yang menyadari hal itu pun tersenyum kecil untuk menangkan Gema. "Tenang, Gem, cuma sebentar. Kak Alma bilang, aku harus menyerahkan diri dan membuktikan kebenarannya di persidangan."
Lagi-lagi Javier dan Alma saling menatap satu sama lain.
"Kak Alma, kira-kira... berapa lama waktu yang Gana butuhkan sampai persidangan selesai?" Tanya Gema. "itu artinya, Gana harus kembali ke penjara, kan? Memangnya nggak apa-apa ya, Kak? Aku cuma takut kalau kejadian dulu terulang lagi, misalnya aja... ada yang lagi-lagi berusaha melenyapkan Gana."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable 3
RomanceSetelah dua tahun hidup tanpa tujuan, pasca perceraian yang telah membuat hidup Bara hancur berantakan, dia kembali bertemu Gema, sang mantan istri yang sempat menghilang. Sejak awal, meski mengabulkan permintaan Gema untuk bercerai, namun Bara tida...