Hari ini adalah hari ulang tahun Kanjeng Ratu Prawirohardjo aka bunda kang duda aka Mertua Anye.
Sejak pagi, Anye sudah sibuk mempersiapkan diri untuk berperang dengan keluarga Prawirohardjo.
Mulai dari mengemas kado, beli kue, spa, meni pedi, nyalon, dan tidak lupa membeli pakaian baru lengkap dari atas ke bawah serta dari dalam ke luar.
Kado, checked.
Kue, checked.
Pakaian, checked.
Make up, checked.
Perfecto, numero uno.
Anye bergegas menghampiri Bagas dan Seruni yang tengah menunggunya di ruang tamu.
"Whoa, mama cantik banget, iya kan, Pa?" Kagum Seruni meminta persetujuan Bagas.
"Hmm." Jawab Bagas pasrah.Bukan karena Anye tidak cantik, hanya saja pakaian yang dia gunakan ...
Bukan, bukannya kekurangan bahan. Hanya saja terlalu sensasional.
Tau drama The Gracefull Family? Iya, Anye menggunakan gaun merah persis seperti yang digunakan Mok Seokhee saat pemakaman ikan Arwana milik ibu tirinya.
"Apa gak berlebihan, Sayang? Kita kan mau makan malam keluarga di rumah, bukannya ke pesta." Lirih Bagas tak habis pikir.
"Ya terus, aku harus pake gamis gitu? Kenapa? Kangen ya sama ukhti soleha yang udah di kubur?" Tanya Anye sinis.
Tidak mau memperpanjang masalah, Bagas pun segera mengajak Anye dan Seruni berangkat.
Selama perjalanan, Seruni tidak berhenti mengoceh yang disahuti Bagas untuk mencairkan suasana di dalam mobil.
Sesekali Bagas akan melirik Anye yang bungkam seribu bahasa seraya memainkan handphone-nya.
Saat sampai di halaman rumah mewah keluarga Prawirohardjo, Seruni langsung berlari menghampiri Mbok Siem, nenek Seruni yang juga kepala asisten rumah tangga keluarga Prawirohardjo.
"Mbok, Seruni kangen." Manja Seruni di gendongan neneknya.
"Mbok juga kangen sama Seruni. Seruni seneng kan tinggal sama mama dan papa?" Tanya Mbok Siem lembut.
"Seneng, Mbok. Ternyata bener kata bunda, Mamanya Seruni itu artis, cantik banget, masakannya juga enak. Lebih enak dari masakan nenek, hehe." Kekeh Seruni yang ditanggapi cubitan di pipinya.
"Sst, jangan kenceng-kenceng nanti kedengeran ke dalam." Balas Mbok Siem tak kalah menggoda Seruni.
"Selamat malam, Non Anye." Sapa Mbok Siem canggung.
"Hmm." Gumam Anye seraya berlalu masuk rumah, meninggalkan Seruni, Mbok Siem, dan Bagas yang sedang menurunkan barang bawaannya.
Saat sampai di ujung ruang tamu, Anye memindai semua orang yang tengah bersantai di ruang keluarga. Komplit.
Mari kita berkenalan dengan keluarga Prawirohardjo paket lengkap.
Pertama. Pria setengah baya yang memiliki fitur wajah dan postur tubuh mirip Bagas, dia adalah Sadewo Prawirohardjo yang juga ketua perusahaan keluarga Prawirohardjo.
Tampan, hangat, dan baik hati, satu-satunya orang yang menyayangi Anye di rumah ini.
Kedua. Wanita setengah baya yang selalu mengenakan kebaya dan sanggul khas Jawa, dia adalah Raden Ajeng Saraswati Diningrat yang merupakan Nyonya Prawirohardjo.
Cantik namun terkesan dingin dan acuh tak acuh terhadap Anye. Inget, hanya pada Anye.
Ketiga. Bungsu Prawirohardjo yang juga influencer muda terkenal, dia adalah Anurika Prawirohardjo. Cantik dan terkenal, musuh bebuyutan Anye di keluarga ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir Tak Pernah Layu
General Fiction"Mama ... ." Suara seorang gadis kecil mengagetkanku saat membuka pintu. Apa dia panggil aku barusan? Mama? HELL, NO. Mama, Mama. Mama dari Hongkong gitu. Jangan harap aku bakal luluh seperti halnya wanita dalam novel, lalu berakhir menjadi ibu samb...