Bab 7

16.5K 893 16
                                    

Anye sedang asyik bermain game online sambil rebahan di atas ranjang kamar bujangan Bagas, sedang yang empunya kamar entah dimana.

Ya, malam ini mereka menginap di rumah keluarga Prawirohardjo.

Bagas yang baru masuk kamar dibuat speechless melihat Anye yang sedang berbaring menggunakan kemeja miliknya.

Bagas tergoda tentunya, tapi dia berusaha untuk menahan diri karena ada hal penting yang harus dia konfirmasi pada istri cantiknya itu.

"Sayang, aku mau tanya. Aku check notif m-banking aku kok janggal banget. Kamu beli banyak barang tapi cuma abis dikit, kamu pake uang pribadi?" Tanya Bagas bingung.

"Ya nggak lah, rugi dong." Ketus Anye tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Emang harga per barangnya berapa?" Tanya Bagas penasaran.

"Random." Ujar Anye pelan, rada takut diamuk Bagas.

Mendengar pernyataan Anye yang singkat, padat, dan jelas tapi pastinya mengagetkan, Bagas pun hanya bisa pasrah seraya menatap istrinya lekat, lima tahun merubah wanitanya begitu banyak.

Merasa gemas sekaligus kesal dengan tingkah Anye, Bagas pun memutuskan untuk menghukum istrinya ini semalaman.

Dan sudah terlambat ketika Anye sadar dengan tatapan pemangsa yang diarahkan kepadanya.

Tengah malam, Anye terbangun akibat rasa haus teramat sangat yang disebabkan olahraga intense kang duda sebelum tidur.

Matanya terpaku pada pria yang terpejam di sebelahnya, satu-satunya pria di hidup seorang Bunga Anyelir Danuarta.

Pria yang membuatnya mencintai dan membenci dengan begitu dalam.

Pria-nya, hanya miliknya. Bolehkah Anye menyebutnya begitu?

Bosan memandangi wajah tampan Bagas yang tengah terlelap, Anye memilih untuk mengambil air minum di dapur.

Matanya mengedar ke sekeliling ruangan bawah yang gelap dan sepi sampai akhirnya berhenti pada kamar di samping jalan menuju taman belakang.

Kamar Anye, kamar yang menjadi saksi bisu hidupnya di keluarga Prawirohardjo.
Hari ini, tepat sepuluh tahun yang lalu adalah hari pertama Anye menginjakan kaki di rumah ini.

Dan hari ini juga, tepat lima tahun yang lalu adalah hari dimana Anye meninggalkan rumah ini.

Flashback on
Bunga Anyelir Danuarta adalah anak semata wayang pasangan Danuarta.

Dibesarkan dalam keluarga sederhana nan penuh cinta, membuat Anye tumbuh menjadi gadis kecil yang hangat, periang, dan baik hati.

Bagi Anye kecil, hidupnya begitu sempurna.

Tidak ada yang dia harapkan selain menjaga keutuhan keluarga bahagianya bersama papa dan mama.

Hanya mereka yang Anye punya, tidak ada yang lain walau sekedar kakek ataupun nenek, apalagi sanak saudara. Dan Anye tidak tau mengapa.

Namun, keluarga bahagia Anye perlahan hancur saat sang papa yang merupakan seorang guru di SMA swasta meninggal dalam kecelakaan bersama satu orang rekan kerjanya dalam perjalanan menghadiri seminar di kota sebelah.

Sejak itu, hidup Anye tak lagi berwarna, semua bertambah kacau ketika sang mama menghilang entah kemana.

"Ayo, Nak." Ajak seorang pria seumuran sang papa pada Anye.

Di tengah kekacauan hidupnya, Anye bertemu dengan Tuan Prawirohardjo yang mengaku sebagai sahabat baik papanya.

Entahlah, Anye tidak kenal tapi dia bisa merasakan jika beliau orang baik terlebih saat menjanjikan untuk membantu mencari mamanya.

Anyelir Tak Pernah LayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang