"Apa lihat-lihat?" Ujar Anye dengan nada pedas pada Seruni.
Beberapa jam yang lalu, supir keluarga Prawirohardjo mengirim Seruni ke tempat tinggal baru Anye.
Seruni yang baru saja kembali dari edisi pulang kampung bersama Mbok Siem ke Jawa Tengah entah bagian mana, membawa banyak oleh-oleh khas setempat.
Ada lumpia, bakpia, dan teman-temannya.
Sogokan kali, supaya diperbolehkan ikut tinggal bareng sang mama jutek.
Sedari tadi Bagas sibuk mengunyah, beralih dari satu kudapan ke yang lainnya sembari menemani Dipta mengerjakan tugas sekolahnya.
"Makan, Sayang. Jangan cuma dipelototin aja." Ujar Bagas gemas dengan tingkah sang istri.
Meski kadang kasihan dengan Seruni, Bagas tidak menampik jika dia suka cara Anye dan Seruni berinteraksi. Sangat lucu menurutnya.
"Gak doyan." Jawab Anye ketus.
Kruuk.
Mata Anye terbelalak dengan wajah memerah malu saat cacing di perutnya tiba-tiba berkhianat yang sontak memancing tawa renyah Bagas.
"Diem, gak." Seru Anye mencubiti pinggang sang suami yang belum juga berhenti tertawa.
"Iya, ini diem. Mau makan yang mana?" Ujar Bagas menawarkan Anye makan.
"Suapin." Ujar Anye yang entah kenapa sedang kumat manjanya.
Jangan-jangan dia beneran lagi hamil princess lagi. Dari tadi pagi bawaannya manja terus, apalagi sama si bapak anak dua menjelang tiga disebelahnya.
"Aku lagi bantu Dipta ngerjain tugas prakarya, kamu disuapin Seruni aja ya. Seruni, mama minta disuapin tuh." Ujar Bagas yang sengaja berusaha mendekatkan Anye dan Seruni, mumpung ada kesempatan.
"Mama, a ... " Ujar Seruni sigap melaksanakan perintah sang papa.
"Kamu pikir saya anak kecil." Ujar Anye sinis namun tetap membuka mulutnya, menerima suapan si anak tiri.
Seruni tidak peduli dengan tingkah sinis ataupun jutek Anye. Dia sudah terbiasa dan tidak mempermasalahkan hal itu.
Anye menerima suapan Seruni dengan khilap. Ya mau gimana lagi, dia pengen disuapi.
"Mama, PR nya udah selesai. Dipta mau main dulu sama Ceye." Pamit Dipta antusias ingin bermain dengan teman barunya.
Anak bungsu Bu RW yang sebaya dengan Dipta. Namanya Anye tidak tau, tapi biasa dipanggil Ceye.Katanya mirip Park Chanyeol member EXO, padahal mah nggak sama sekali. Orang plek-ketiplek emaknya.
"Bentar." Tahan Anye pada Dipta yang sudah kebelet ingin main.
"Dompet." Ujar Anye pada sang suami yang tentu tidak mudeng dengan maksud ucapan dirinya.
"Dipta mau main, kasih uang. Masa nanti anak lain jajan, dia cuma lihatin." Terang Anye sembari merenggut paksa dompet Bagas dari saku celananya.
"Ini, bagi-bagi jajannya sama yang lain." Ujar Anye sembari memberikan uang lima puluh ribu satu lembar.
"Iya, Mama. Terima kasih, Papa. Dipta pamit." Seru Dipta bersemangat.
"Dipta." Teriak Seruni pada Dipta yang baru akan melewati pintu.
"Aku ikut, boleh?" Ujar Seruni malu-malu.
Mbok Siem bilang kalau Seruni harus baik sama Dipta, harus mau main sama Dipta biar mama dan papa seneng."Boleh." Seru Dipta tersenyum simpul. Pasalnya baru kali ini Seruni mau ikut main dengannya.
"Mama, Papa, Seruni ikut Dipta main ya." Pamit Seruni pada orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir Tak Pernah Layu
General Fiction"Mama ... ." Suara seorang gadis kecil mengagetkanku saat membuka pintu. Apa dia panggil aku barusan? Mama? HELL, NO. Mama, Mama. Mama dari Hongkong gitu. Jangan harap aku bakal luluh seperti halnya wanita dalam novel, lalu berakhir menjadi ibu samb...