"Mama. kapan papa pulang?"
Anye memutar bola matanya, malas mendengar pertanyaan yang entah sudah keberapa kalinya diucapkan Princess-nya akang suami sepanjang hari ini.
Tak mendapat jawaban, si Princess pun menatap Anye dengan bibir mengerucut penuh dendam.
Tapi, itu hanya berlangsung selama beberapa detik sebelum kembali pada mode anak kelinci kesayangan Papa.
"Mama, kenapa papa gak pulang-pulang?"
Kalau tidak ingat itu anaknya sendiri, ingin sekali Anye menjawab. "Hello, bapakmu lagi di kantor dan sekarang masih jam dua siang."Anye heran dengan kelakuan anaknya yang satu ini, manja banget sama papanya. Apa-apa papa, semuanya papa. Baru ditinggal kerja beberapa jam saja sudah seperti ini, besok-besok mending suruh dibekel aja sama papanya.
"Mama, gimana kalau papa ... "
"BERISIK, PRINCESS." Seru sebuah suara dengan nada kesal yang tidak disembunyikan.
Bukan, itu bukan suara Anye.
Anye tidak berani bentak Princess kesayangan akang suami, salah-salah Anye gak dikasih nafkah sama si cinta.
Dua bulan lalu, Anye pernah kelepasan menggunakan nada tinggi yang menyebabkan si Princess nangis bombay. Tau apa yang terjadi selanjutnya? Seharian dong Anye gak disapa. Jangankan disentuh, dilirik pun tidak.
Dipta? Mustahil. Anak kesayangan Anye gak mungkin bisa teriak-teriak seperti itu, apalagi sama adiknya sendiri.
Lalu?
Dia itu ...
"Princess gak berisik, Princess cuma kangen sama Papa."
Jangan dikira Princess-nya Prawirohardjo kepedean sehingga menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Princess. SALAH BESAR, karena nyatanya nama dia memang Princess. Tepatnya adalah PRINCESS CAMELIA OF PRAWIROHARDJO.
Ingat, kata OF dari nama tersebut bukanlah tambahan dalam penyebutan nama, tapi memang benar adanya tercetak di akta lahir.
PRINCESS CAMELIA OF PRAWIROHARDJO
Anye bahkan ingat bagaimana wajah cengo dokter dan perawat saat mendengar nama yang diberikan Bagas pada anaknya yang ini.Sumpah, Anye malu. Tapi untungnya ada Dipta yang ikut malu bersama dirinya saat Tuan dan Nyonya Prawirohardjo malah ikutan gesrek seperti kloningannya.
Beruntung Mbok Siem dan Ambu Nina gak ngerti bahasa Inggris. Jadi, mereka tidak menunjukan ekspresi yang aneh-aneh.
"Mama, Princess kangen sama papa."
Dipta menghela nafas pelan, pada akhirnya dia jugalah yang harus selalu turun tangan.
Perlu diingat, Princess paling nurut sama papanya dan Dipta. Yang lain? Gak usah ngimpi."Sabar, De. Tiga jam lagi papa pulang. Ayo, main dulu sama aa."
Bagas memang merubah nama panggilan Dipta menjadi aa setelah Anye melahirkan, untuk memberikan contoh sekaligus memupuk tanggung jawab Dipta pada adik-adiknya.
"Ayo, Aa. Kita main boneka di kamar Princess, si Elang gak usah diajak. BYE." Seru Princess sebelum menuangkan segelas jus lemon tanpa gula milik Anye yang masih utuh pada toples bekas sosis, menyebabkan seekor ikan cupang di dalamnya bergerak tak karuan.
"PRINCESS." teriak si pemilik ikan dengan mata melotot sebelum panik menyelamatkan ikan kesayangannya.
Anye menggelengkan kepalanya pasrah dengan kelakuan dua anaknya itu.
Bukan Dipta loh, ya.
Jadi begini ceritanya. Pada jaman dahulu, tepatnya saat melakukan pemeriksaan kehamilan, dokter mengatakan jika anak yang di kandung oleh Anye berjenis kelamin laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir Tak Pernah Layu
General Fiction"Mama ... ." Suara seorang gadis kecil mengagetkanku saat membuka pintu. Apa dia panggil aku barusan? Mama? HELL, NO. Mama, Mama. Mama dari Hongkong gitu. Jangan harap aku bakal luluh seperti halnya wanita dalam novel, lalu berakhir menjadi ibu samb...