Jangan pada berhenti di sini bacanya!
Gue peringatin buat kalian
✨✨✨
"Devan!"
"Go go go! SMA Starlight! Never give up!"
"Devan! You can do that!"
Suara teriakkan dari para cewek-cewek cheerleader di pertandingan antar sekolah, membuat tim basket makin semangat dalam meraih poin. Apalagi, Devan yang kini tengah berada di luar garis threepoint, dia melompat lalu mencetak poin dengan sangat gemilang.
"Wuuu! Good job, bro!" pekik Zain menghampiri Devan, cowok itu memukul punggung Devan dengan keras.
Devan sedikit terhuyung, dia meringis merasakan pukulan Zain yang tak main-main. Dia mengusap lengannya, lalu tersenyum tipis sambil menyeka keringat.
Pertandingan kembali dilanjutkan, bukan hanya Devan yang sering mencetak poin, baik Zain maupun anggota tim yang lain tak mau kalah dengan kecekatan Kapten basket itu.
Di menit-menit terakhir, Devan berhasil merebut bola dari lawan dan langsung mengambil poin dari garis threepoint.
Priitttt!
Pertandingan dimenangkan oleh SMA STARLIGHT! Dengan skor 118-102!
Semua siswa dari tim kemenangan bersorak histeris, menyanyikan yel-yel dengan sangat gembira sebagai tanda kemenangan. Terlebih, tim marching band memainkan drum dan alat musik sebagai pengantar.
Garuda di dadaku!
SMA STARLIGHT, kebanggaanku!
Kuyakin, hari ini, pasti menang!Yang hujan turun lagi~
Dibawah SMA Starlight kuberlindung! Ho a ho e!
Latihan, latihan lagi, tanpa kekasihku di malam Minggu!3 bulan saja, tak terasa lama, jangan dulu kau merasa rindu!
Gagahnya diriku, Starlight di dadaku, masih banyak gadis yang menunggu!Gadis pun tak mau, model pun tak mau, masih banyak janda yang menunggu! Ho a ho e!
Sayonara, sayonara, sampai berjumpa lagi! Ho a ho e!
Mari pulang, marilah pulang, marilah pulang, bersama-sama!
Terima kasih atas pertandingannya SMA BLUEMOON!
Para siswa dari SMA Bluemoon hanya bisa menghela napas, lalu melambai-lambai sebelum akhirnya pulang ke sekolah asal. Beberapa siswi SMA Bluemoon bukannya pulang, malah menghampiri Devan yang terduduk di tengah lapangan sambil minum air mineral.
Merasakan kehadiran beberapa orang, Devan menoleh lalu tersenyum tipis sambil menyapa. "Halo, ada yang bisa gue bantu?"
"Lo keren banget, Kak! Harusnya gue masuk SMA Starlight biar bisa ketemu lo tiap hari!" ucap Tisa dengan nada sedikit kecewa.
"Masih banyak pertandingan lain, lo bisa ngeliat gue kok," balas Devan tak kalah ramah.
"Kak! Terima ini!" Airyn menyodorkan sebuah tas berisi air mineral dan roti pada Devan.
"Thanks, cantik," balas Devan tulus.
Airyn tersenyum malu, dia mengipas wajahnya yang memerah. Lalu bersembunyi di belakang temannya sambil bergumam tak jelas. Devan hanya bisa terkekeh geli, lalu beranjak pamit ketika Zain memanggilnya.
"Hati-hati di jalan, ya, gue mau balik ke tim dulu."
"Baik, Kak! Jaga kesehatan!"
"Pasti."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) a Boy
Teen FictionDevan Reliaz. Siapa bilang dia cowok? Dia adalah cewek tulen yang menyamar sebagai cowok di SMA Starlight, memiliki paras manis, tinggi, jago berkelahi, suka tebar pesona, bahkan sikapnya sudah persis seperti cowok pada umumnya. Tidak ada yang tahu...