ungkapan

7.6K 464 51
                                        

aku mood banget baca komen kalian di bab sebelumnya, makasih ya sudah baca cerita akuu

****

Setelah perbincangannya dengan bunda Aliya, Alina memilih untuk kembali ke kamarnya dan mengistirahatkan dirinya. Sesampainya di kamar Alina melihat Rozan yang fokus dengan laptopnya.

"eh udah habis susunya?", Tanya Rozan yang menyadari kedatangan Alina.

Alina mengangguk, ia merasa sangat tidak enak suara lembut Rozan membuatnya tak kuasa menahan tangis.

"hey kamu kenapa sayang?", Tanya Rozan yang langsung mendekat kepada Alina.

"kamu ga marah sama aku?", Tanya Alina di tengah tangisnya

"engga kata siapa aku marah sama kamu", jawab Rozan

"maafin aku bang, aku udah keterlaluan tadi aku memang gatau diri aku minta maaf hiks", ucap Alina yang langsung ditarik ke dalam pelukan Rozan.

"cup sayang jangan nangis aku ga suka liat kamu nangis", ucap Rozan mengelus puncak kepala Alina

"aku mau belajar cinta sama kamu, aku mau kita mulai dari awal, plis bantu aku untuk bisa mencintai kamu, aku sadar kebaikan keluarga kamu ga akan aku dapatkan di manapun hiks kasih sayang dan rasa cinta yang kamu kasih ke aku ga akan ada selain sama kamu, tolong ya bang tolong bantu aku hiks soal aku masih cinta sama mantan suami aku atau engga aku memang masih sedikit mencintainya tapi jujur aku sadar sekarang kalau Dimas ga lebih baik dari kamu  hiks tadi aku terpaksa pilih dia karena hiks", tangis Alina pecah

"udah ya sayang cup cup jangan nangis coba sini liat aku", ucap Rozan menegakkan kepala Alina

"kita belajar sama-sama ya, makasih karena kamu udah mau belajar buat mencintai aku, aku ga pernah berfikir kalo kamu mau balik sama Dimas tapi aku cuma takut kalo kamu sewaktu-waktu ninggalin aku, aku sangat sangat cinta sama kamu Lin, maaf kalau cara ku mendapatkan mu salah, tapi aku janji akan mengusahakan kebahagiaan kebahagiaan yang berlipat lipat di hidup kamu, udah ya jangan nangis",

"sekarang bobok ya cuby pasti capek karena mama nya nangis Mulu hehe", ucap Rozan menoel hidung Alina

"makasih ya bang", Rozan mengangguk

Bodoh jika Alina ingin kembali bersama Dimas, jujur kehidupan Alina sudah sengsara sejak kecil baru kali ini Alina di cintai sebesar ini. Alina sadar lebih baik belajar mencintai Rozan dari pada masih terbayang masalalu.

"mau tidur sambil dielus perut nya boleh?", Tanya Alina

"boleh dong sayang masa ga boleh, apa kita main sekalian aja hehe", jawab Rozan

"boleh", jawab Alina

"hah, eh engga engga aku bercanda kita bobo ya", ucap Rozan

"kenapa?kamu udah gamau lagi main sama aku?", Ucap Alina

"ga gitu sayang tapi kamu pasti capek kan jadi besok aja ya", jawab Rozan lembut

"aku mau sekarang", ucap Alina dengan puppy eyes nya

"hah aduh gimana ya", panik Rozan

"ah kamu mah lama", ucap Alina langsung menyambar bibir Rozan.

Rozan yang diserang secara tiba-tiba terkejut dan mulai mengimbangi ciuman Alina.

"Ahh jahngan kenceng-kenceng isap nya bang", ucap Alina dengan desahannya

Rozan benar-benar bekerja seperti semestinya untuk memberi kenikmatan istrinya.

"aku mau diatas", ucap Alina kemudian menggulingkan tubuh mereka

"oh shit kamu kenapa ahh brutal giniih", ucap Rozan menikmati gerakan Alina

my forced husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang