Setelah mendapat kabar bahwa Alina telah menceraikannya Dimas sangat terpukul sampai-sampai harus kontrol beberapa kali. Seminggu setelah itu Dimas mendapat panggilan kerja dari bengkel tempatnya dulu.
Hari pertama masuk kerja Dimas langsung ditaruh di bagian pemasukan barang dagang yang mana tidak membutuhkan banyak tenaga. Dima bingung dengan kepindahannya di bagian yang tidak butuh banyak tenaga itu karena sebetulnya pengetahuan otomotif Dimas terbilang bagus. Tak seharipun Dimas lewatkan untuk mencari keberadaan Alina.
Beberapa hari lalu saat Dimas kontrol ia merasa bertemu dengan Alina tapi tidak mungkin wanita itu Alina sebab dia bersama dengan lelaki dan wanita yang terlihat seperti mertuanya.
Hari ini Dimas diperintahkan ke kantor pusat menemui pak bos untuk mengambil barang dan melaporkan hasil penjualan bengkel cabang tempat Dimas bekerja.
Saat masuk ke ruangan bosnya Dimas dikejutkan dengan adanya Alina disana, bahkan bos nya mengaku bahwa Alina adalah istrinya dan sedang mengandung anaknya.
Sedari tadi rozan hanya mondar-mandir tidak jelas karena sejak 2 jam yang lalu Alina belum mengabarinya.
"bang kamu yang tenang dong, bunda yakin Alina bisa memilih mana yang terbaik buat dia", ucap bunda Aliya memberhentikan Rozan
"Bun Rozan takut hiks", ucap Rozan langsung memeluk bundanya dan menangis
"yang tenang ya, Abang percaya kan sama takdir?", Rozan mengangguk
"kalo gitu serahin semua sama Allah, ini semua sudah kehendak yang diatas bang, bahkan ketika Abang bisa bawa Alin jadi milik Abang itu udah kehendak Allah, makanya sekarang mau Alin tetap bersama Abang atau tidak itu semua serahkan sama Allah kita udah usahakan yang terbaik buat Alin jadi mending kita berdoa yaa don't cry sayang", ucap bunda Aliya mengelus punggung putra nya yang sedang menangis
"kita doa bareng-bareng ya bunda, Rozan gamau kehilangan Alin, Rozan sayang dan cinta sama Alin walaupun Alin belum bisa cinta sama Rozan tapi Rozan serius bun sama apa yang Rozan bilang, Rozan pengen Alin bahagia itu ajaa hiks", keluh Rozan dipelukkan bundanya
"udah ya jangan nangis sayang kita doa bareng-bareng yaa", ucap bunda Aliya
Mendengar penuturan Rozan Alina yang ingin masuk ke dalam ruangan rozan menjadi enggan. Alina sangat merasa bersalah tapi setelah lama dalam keheningan akhirnya ia memutuskan untuk masuk.
"bunda, Abang", ucap Alina yang masuk kedalam ruangan rozan
"Alin kamu gimana sayang?okey?", Tanya bunda Aliya Rozan dengan cepat mengusap air matanya agar tak terlihat rapuh didepan Alina.
"Alin okey bunda, maaf sebelumnya tapi Dimas mau bicara sama Abang", ucap Alina
"mau bicara dimana?", Tanya Rozan sangat lembut
"dia udah nunggu diluar, tapi aku gatau dia mau ngomong apa", ucap Alina gugup
****
Pada akhirnya perbincangan antara Alina dan mantan suaminya itu terjadi. Kini mereka tengah berada di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari kantor Rozan.
"Al aku ga ngerti sama semua ini kamu jelasin ke aku sekarang", ucap Dimas yang duduk berdampingan dengan Alina
"maaf", ucap Alina lirih
"kamu kalo cuma bilang maaf maaf maaf ya aku ga bakal ngerti, kamu baneran udah nikah sama pak Rozan dan lagi hamil anaknya iya?", Ucap Dimas menahan emosinya
Alina mengangguk, ia tak bisa menjawab lidah nya kelu. Kini Alina sedang menahan air matanya agar tak jatuh.
"Kamu tega Al sama aku, disaat aku lagi berjuang untuk hidup kamu malah ceraikan aku dan menikah dengan orang lain, kamu khianati cinta kita Al", ucap Dimas
KAMU SEDANG MEMBACA
my forced husband (END)
FanfictionAlina Salma terpaksa bercerai dengan suaminya yang terbaring lemah dirumah sakit. Demi bisa membayar pengobatan suaminya ia berhutang kepada salah satu teman lama nya yaitu Rozan Paulian yang ternyata sudah menyukainya sejak lama. Rozan mengajukan p...