32. Moment•

712 100 17
                                    

"Jo, Tian nitip pesan. Katanya sore ini kamu pulang bareng kakak aja." Jo yang baru keluar dari ruang business class terperanjat kaget saat Karsa terlihat sedang menunggu dirinya.

Jo mengerutkan alisnya dalam, ini beneran? Seorang Tian? Ngizinin adiknya pulang bareng cowok? Dan cowoknya itu Karsa?

Karsa mengendikkan bahunya melihat reaksi Jo, "Katanya handphone kamu nggak aktif."

Jo mengerjap, "A-ah iya, baterainya habis."

Bohong. Kenyataannya, Jo sedang menjalani hukuman orang tuanya mulai hari ini, salah satu hukumannya dengan penyitaan fasilitas, termasuk supir mobil dan handphone.

'Kok Kak Tian tau ya gue jadi gembel hari ini?' Jo membatin.

"Jadi gimana? Mau nggak?"

Jo memandang agak ragu, "Ma.....u?"

Karsa yang melihatnya mengernyit, "Kenapa? Kok kayak nggak ikhlas gitu pulangnya?"

'YA AKU EMANG NGGAK MAU PULANG KAK KARSA YANG SUPER DUPER CUEK!!' Jo berteriak dalam hati.

Kemudian ia hanya mengibaskan rambutnya, sembari tertawa canggung, "Ahahaha mana ada, Kak."

Jo kemudian menoleh, "Ayo hehehehe."

Karsa mengangguk singkat, kemudian berjalan mendahului Jo, membuat Jo menggumam pelan, "Astaga itu dia ikhlas nggak sih nganter gue."

Jo kemudian menepuk dahinya, "Mana ada ikhlas dia, Jo. Dia kan cuma disuruh sama Kakak, coba kalo nggak disuruh, gue jadi gelandangan beneran pun pasti dia nggak akan peduli. Aduhh lagian Kak Tian darimana sih tau kalo gue melarat hari ini."

Kemudian langkah Jo terhenti sejenak, ia lanjut menggumam, "Astaga! Kalo sampe Kakak ngasi tau Kak Karsa... Astaga astaga astaga!! Pasti di mata Kak Karsa gue menyedihkan banget sekarang."

Jo kemudian mempercepat langkahnya saat melihat Karsa sudah jauh berada di depannya, "Apa gue bilang, dia tuh nggak peduli. Tapi masak iya sih Kakak ngasi tau hal hal kayak gitu? Tapi bisa jadi kan beneran dikasi tau? Makanya Kak Karsa mau nganterin gue hari ini? YaTuhan semenyedihkan itukah Jo hanya karena Jo menyeruakan keadilan di aula tadi? Apakah Jo tidak direstui sam--

"Udah selesai ngomong sendirinya?"

Jo mengerjap, "E-eh?"

'perasaan tadi gue ngomongnya bisik bisik masa di denger sih?!'

Jo berupaya langsung mengalihkan topik, "Owh ini udah di parkiran ya, hehe. Yang mana mobilnya Kak?"

Karsa menunjuk singkat salah satu mobil berwarna putih yang terparkir tepat di depan mereka, "Disana, ayo."

Jo mengangguk singkat, ia kemudian mengikuti langkah jenjang Karsa dan langsung masuk ke dalam mobil. Kalian jangan berharap akan ada adegan Jo dibukain pintu mobil sama Karsa, nggak ada guys, namanya juga cowo dingin :).

Bahkan sampai mobil berjalan pun mereka masih diliputi oleh keheningan, membuat Jo seakan tidak tahan sendiri.

'Dingin sih dingin, tapi kalo terus-terusan kayak gini gue jadi terlihat menyedihkan banget.' Jo terus membatin.

Akhirnya karena lelah sendiri, ia mengalah dan langsung memulai topik pembicaraan, "Kak.. Aku kayaknya--eh engga kayaknya, aku emang belum ada ngucapin Terimakasih ke Kak Karsa. Makasi ya Kak udah nolongin waktu aku sakit itu, makasi juga udah sewain kamar yang paling bagus, makasi juga karena udah nggak ngasi Orang Tua aku untuk bayar, makasi juga---

Nada Jo memelan di akhir saat ia sadar akan ekspresi Karsa.

Karsa malah balas menoleh ke arah Jo saat gadis itu selesai berbicara, "Kenapa berhenti?"

CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang