34. Who is He?

736 90 19
                                    

"Semua insan manusia takut akan yang namanya kehilangan, termasuk aku."

Athena menoleh menatap Sultan yang sedang sibuk menatap hamparan laut malam ini.

"Menurut kamu, kenapa orang orang takut akan kehilangan?" Athena lanjut bertanya.

Sultan balas menatap Athena,

"Karena ada rasa memiliki." Jawab Sultan.

Athena tampak berpikir sejenak, "Kalau aku yang pergi, apakah kamu akan merasa kehilangan?"

"Tidak akan." Sultan menyahut cepat.

Membuat alis Athena mengernyit, "Kenapa?"

Sultan menatap tepat pada manik Athena, "Karena kamu tidak akan pernah melakukan hal tersebut."

Athena meneguk ludah susah payah, "If i do that?"

Sultan mengeraskan rahangnya, "No you don't, Athena."

"You trust me, so well. Aku bisa ngecewain kamu kapan aja." Ucap Athena.

"Kamu nggak pernah ngecewain aku, Athena. Malah aku yang selalu ngecewain kamu." Sahut Sultan.

Athena hanya tersenyum, "Di mata kamu, kayaknya aku nggak pernah salah ya?"

"Karena kamu memang nggak pernah buat salah."

Kemudian Sultan maju selangkah untuk berdiri lebih dekat dengan Athena, kemudian membuat gerakan tiba-tiba yang tidak bisa Athena prediksi.

"Kamu kenapa sih malem-malem pake mas--

Ucapan Sultan terhenti begitu saja saat ia mendapati pipi kiri Athena yang berwarna merah kebiruan, saat laki-laki tersebut membuka masker putih yang dikenakan oleh Athena.

Athena buru-buru ingin mengenakan maskernya kembali, namun Sultan segera menahan.

"A-aku tadi cuma kejedot pintu, aku tutupin pake masker biar nggak kelihatan. Terus aku juga flu, jadinya aku nge--

"Siapa yang nampar kamu?" Sultan memotong penjelasan Athena dengan nada bicara yang menyeramkan, menurut Athena.

Athena tidak berani menatap mata Sultan, "E-engga ada."

"Bilang Na." Tekan Sultan.

"Nggak ada yang nampar aku, kan aku udah bilang kal--

"Tampar aku sekarang." Athena mengerjap saat Sultan tiba-tiba memberikan perintah seperti itu.

"Tampar aku sekeras yang kamu bisa, kalau bekasnya sama persis kayak gini--

Sultan membelai pipi kiri Athena.

"You hurt me, by lie to me."

Athena menghembuskan nafas, dia memutuskan untuk memalingkan wajahnya, merasa enggan menatap Sultan, karena kenyataannya ia sedang berkaca-kaca saat ini.

"Naa." Panggil Sultan.

"I-- i can't say it to you. I'm so sorry."

Sultan sebisa mungkin menahan amarahnya. Ia hanya tidak terima saat ada yang berani melukai gadis tercintanya ini.

"Just say it, say it before i hurt my own self."

Athena menggigit bibirnya lantaran bingung, "Kamu mau apain orang yang udah nampar aku?"

"I'll slap them, untill they can't touch you again."

"Siapapun orangnya? Bahkan kalau itu orang tua aku sendiri?"

Nafas Sultan reflek tertahan lantaran ia terkejut, "Ma-maksud kamu?"

"Mami aku yang nampar, and i think i dese--

CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang