Jeftin menghela nafas frustasi saat dirinya menyadari bahwa terhitung sudah 5 hari ini ia dan Frey tidak berinteraksi.
Jangan tanyakan seberapa menyiksa hal itu pada Jeftin.
"Lebih nyiksa ngangkat berat 200kg atau dijauhin Frey?"
"Lo gila ya? Lebih nyiksa dijauhin Frey lah. Disuruh ngangkat berat 500kg pun gue sanggup, asal Frey mau bicara sama gue."
Itu percakapan yang tadi berlangsung antara Jeftin dan Taksa.
"Lihatlah duniaa, betapa bucinnya seorang Jeftin." Ujar Vee. Sebenarnya dia baru tahu wajah asli Frey pas tadi gadis itu maju nerima penghargaan 'Juara I Lomba Debat Inggris Nasional', sih. Tapi Vee ikut juga prihatin.
"Lo cowo bukan sih? Samperin gih, ajak ngomong baik-baik."
Jeftin menatap Calvin dengan kesal saat cowok yang sedang menyesap rokok tersebut berbicara dengan sangat enteng.
"Lo kira gue udah berapa kali nyoba dia ngajak ngomong baik-baik, dan selalu dia tolak? Sakit heart gue saat ditolak mentah-mentah."
"Lo udah nyoba bawa sesuatu gitu nggak pas mau ngebujuk dia? Gue biasanya kalo Zoey marah, gue bujuk pake Martabak juga dia mau."
Jeftin lagi-lagi terdengar menghela nafas pelan, "Gue mau ngasih dia sesuatu, tapi dia udah punya segalanya."
"Lah lo kira Zoey nggak punya segalanya? Frey sama Zoey masih hedonan mana hayo?"
"Masih hedonan Jo, udah diem lo semua." Vee tiba-tiba malah membahas Jo.
"Haduhh."
"Btw, udah coba gue bujuk pake tiket konser taylor swift, money bucket, kunjungan ke harvard. Semua udah gue kerahin, tetep aja dicuekin."
Semuanya reflek terdiam, kemudian memandang Jeftin dengan guratan iba. Ternyata effort Jeftin udah sebesar itu.
"Cewe cewe spek Frey kayaknya emang cewe cewe yang selalu mikir make logika. Di sogok pake gituan, ga bakal mempan. Dan di sogok pake apapun juga ga bakal mempan."
Jeftin tambah prustasi mendengar ucapan Taksa.
"Dia perlu waktu untuk sadar. Semakin lo ganggu dia, semakin lama dia sadarnya."
"Kapan dia sadarnyaa?!?!"
"Ya lo santai kek?!?! Nunggu cewe sadar itu emang membutuhkan waktu yang lama banget banget banget banget."
"Seberapa lama?"
"Bulanan, bahkan tahunan."
"Damn, mati guee."
"Stop being that lebay bruh." Ucap Jake.
"Kalo menyangkut Frey, gaada yang namanya lebay."
"Ampun bosquee."
Taksa yang di circle ini berperan sebagai penasehat para sahabat-sahabatnya (ya walau kadang di denger dan kadang engga), mulai mendekati Jeftin dan menepuk pundak laki-laki berlesung pipi itu sejenak.
"Kalo kata gue, semakin lo nunjukin effort, dia bakal semakin ga tau diri."
Jeftin malah memandang Taksa tajam, "Jaga ucapan lo. Jangan main ngatain Frey."
"Ckckck, bakal susah nih." Gumam Calvin, di angguki setuju oleh Vee dan Jake.
"Gue nggak ada ngatain, Jeftin. Coba deh, sekali ajaa.. Lo pikir pake logika tentang hubungan lo sama Frey."
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Untuk kaum pelajar yang bersekolah di SMA/SMK dan sejenisnya pasti sudah tidak asing dengan 'pembagian circle' pada tiap daerah sekolah mereka. Umumnya, circle-circle paling mendominasi dan cenderung ada di tiap sekola...