39. Motivation•

487 71 12
                                    

Audrey hari ini mengikuti les sastra inggris. Audrey merasa, akhir-akhir ini ia memang sedikit lebih ambisius.

Kalau kalian mengira, Audrey adalah seorang siswi yang rajin belajar, dan konsisten mengejar nilai, maka kalian salah besar.

Audrey hanya seorang siswi yang belajar kalau niat saja, ia seorang siswi yang juga sama seperti remaja pada umumnya. Ingin bersenang-senang dan mendambakan kebebasan.

Maka dari itu jangan terkejut saat ada saat saat tertentu, dimana Audrey akan bolos beberapa les dan juga kelas.

Namun akhir-akhir ini, di detik detik terakhir ia menjalani semester akhir, Audrey dituntut oleh dirinya sendiri agar ia mampu.

Ia dituntut oleh dirinya sendiri, agar ia bisa membuktikan bahwa ia lebih daripada itu. Bahwa ia pantas, dan bahwa ia pasti bisa.

MIT.

Kampus impian Audrey.

Audrey tidak ingat sejak kapan ia menargetkan kampus tersebut.

Namun yang pasti, setelah melihat Elion menempuh pendidikan disana, entah kenapa seperti ada dorongan untuk Audrey agar bisa menyusul sahabatnya tersebut.

Audrey tidak pernah bosan mengakui kepada seluruh dunia, bahwa Elion adalah orang yang sangat hebat. Seseorang yang hampir memiliki segalanya-- cerdas, rupawan, pandai berbaur, dan juga setia.

Tekad Audrey untuk bisa berada satu kampus dengan Elion semakin tinggi, saat Elion meminta tolong kepada dirinya--meminta tolong agar Audrey bersedia menunggu dirinya.

Menunggu dirinya, hanya agar mereka bisa menemukan akhir yang baik. Akhir yang baik dimana mereka bisa memperjuangkan hubungan mereka, dan menemukan kebahagiaan di dalamnya.

Audrey sudah membulatkan niat.

Alih alih menunggu, akan jauh lebih baik mendatangi, bukan?

Maka dari itu, akhir-akhir ini Audrey menjadi semakin ambisius. Audrey sudah mengklaim salah satu program beasiswa MIT, dan akan bersiap untuk tes dalam waktu tiga bulan kedepan.

Audrey sudah mengurangi jadwal nongkrongnya, mengurangi jadwal berbelanja, mengurangi jadwalnya menonton drakor, hanya untuk mengikuti semua les tambahan agar dirinya memiliki persiapan yang matang untuk tes tersebut.

Audrey mengaku bahwa dirinya bukanlah seseorang yang cerdas secara alami, dimana tanpa belajar ia bisa mendapatkan nilai yang bagus.

Audrey sadar, ia harus berjuang.

"Halo? What are you doing right now cantikku?"

Audrey tersenyum manis mendengar sapaan lembut di seberang telepon.

Rutinitas baru Audrey, selalu menelpon Elion setelah selesai kelas, hanya untuk mengingatkan kepada dirinya alasan mengapa ia harus tetap semangat.

Salah satu alasan mengapa ia harus tetap semangat, Elion.

"Aku baru habis les sastra inggris, El."

"Again? Bukannya kamu udah les sastra inggris online ya Drey? Sekarang ngambil yang offline juga?"

"Hehe, mumpung deket sama sekolah tau El."

Terdengar Elion menghela nafas pelan di seberang sana, "Jangan terlalu memaksakan diri ya, Audrey cantik? Kasian fisik kamu digempur terus."

"Iya El, kamu tenang aja."

"Jangan lupa makan juga loh. Kesehatan kamu nomor 1, aku bakal jadi yang paling sedih kalo kamu sampe sakit, Drey."

CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang