"Yaudah lo sekali sekali turunin ego, kenapa sih? Kita makhluk sosial, loh Drey. Lo jangan berpikir kalo lo nggak bakal perlu bantuan orang lain."
"Tapi lo tau kan, Na. Gue susah sosialisasi sama yang lain."
"Lo pikir lo aja? Semuanya juga ngerasa susah, Audrey. Nggak cuma lo aja."
Audrey memijat pelipisnya saat Athena berujar jengah di seberang telepon.
Audrey heran, Athena walau sakit tetep aja hobi ngoceh.
Audrey nelpon Athena malem malem juga bukan tanpa alasan. Audrey yang tadi pagi sempat dibentak sama Selina itu tersadar, dan langsung ngerasa nggak enak hati.
Pokoknya cuma Selina yang bisa nyadarin manusia manusia batu macem Jake, sama Audrey.
Cewe ajaib.
"Yaudah kalo gitu, sekarang gue harus gimana?"
"Minta maaf lah!!"
Audrey sedikit menjauhkan ponselnya saat Athena tiba-tiba memekik.
"Harus banget?"
"Lo mau gue kirim santet atau bom?"
Audrey mendengus, "Oke fine, gue minta maaf besok secara langsung. Lagian ngapain sih Na, lo sakit malah jadi ganas banget."
"Gue udah sembuh."
"Terus besok sekolah?"
"Gatau, tergantung mood."
"Anjir."
"Btw gue dapet kiriman."
"Kiriman santet?"
"NGAURRR!!"
"Terus apaan?"
"Dapet kiriman truk sayuran, susu beruang, roti."
Audrey mengernyitkan alisnya dalam, kenapa Athena harus menceritakan hal seperti ini?
Maksud Audrey, gadis cantik itu sudah sangat biasa dan sering mendapatkan hal hal semacam itu, tapi kenapa baru menceritakannya kali ini?
"Kali ini beda." Seolah mengetahui isi pikiran Audrey, Athena segera berujar.
Terdengar dari seberang telepon, Athena menghela nafas pelan, "Yang ngirim si Pak Sultan."
Audrey tambah mengernyit, "Siapa Pak Sultan?"
"Direktur sekolah kita."
Audrey membulatkan matanya, "WHAT THE FUCK?!?!"
"Tuhkann, gue males banget besok sekolah!!" Athena merengek.
Sementara Audrey masih kaget, "Bentar deh bentar. Ini kok bisa?"
"Gue juga nggak tau."
"Lo ada hubungan keluarga nggak sama dia?"
"Nggak ada, dari marga nya aja udah beda."
"Marga si Pak Direktur itu apa?"
"Nugroho."
Audrey kembali membulatkan matanya, "Kayak nggak asing sama marganya."
"Tuhkan. Gue daritadi mikirin itu terus."
"Ngapain sih cape cape mikir? Tanya Papi lo gih."
"Mager."
"Hadeh."
"Terus ini gimanaa??!??"
"Tanya Papi sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Untuk kaum pelajar yang bersekolah di SMA/SMK dan sejenisnya pasti sudah tidak asing dengan 'pembagian circle' pada tiap daerah sekolah mereka. Umumnya, circle-circle paling mendominasi dan cenderung ada di tiap sekola...