3. Dark Side•

1.8K 160 0
                                    

Di sisi lain, masih di tengah gelap dan dinginnya malam Jakarta, ada seorang gadis yang tengah bersandar pada dinding sebuah gang kecil.

Tampak berulang kali gadis dengan rambut di curly itu menghembuskan nafas gusar.

Tuk!

Ia menoleh ke bawah, tersenyum tipis saat menyadari bahwa sedaritadi ia sudah menyesap 8 batang rokok.

"Bukankah sangat lelah untuk selalu terlihat baik baik saja di hadapan semua orang?" Lirihnya.

Ia merogoh saku jaket mahalnya, kemudian mendesis kesal saat mengetahui rokoknya sudah habis.

Dengan langkah malas, akhirnya ia berjalan menuju warung terdekat, tak lupa memakai masker, kacamata hitam, dan topi. Tentu ia tidak boleh terciduk, bukan?

"Ehm, Bu, Rokoknya 3 ya." Ucap gadis itu, bahkan gadis itu berbicara dengan suara yang sengaja dibuat menjadi lebih berat.

Setelah menyodorkan 3 bungkus rokok, Ibu pemilik Warung tersebut berujar, "Neng nya sering banget datang kesini. Neng nya punya masalah apa, atuh? Kuat banget ngerokoknya. Nggak baik untuk kesehatan Neng, apalagi Neng nya masih muda sekali."

Gadis tersebut tersenyum tipis dibalik maskernya, "Aku ngebeliin buat Papa kok, Bu."

Ibu itu tampak mengibaskan tangannya ke udara, "Dari aroma tubuh Neng saja sudah ketahuan kalau Neng habis ngerokok, Neng tidak bisa bohong."

Memilih tak menanggapi, gadis itu buru-buru membayar, "Terimakasih ya Bu, aku pasti akan rajin dateng kesini."

Kemudian ia berlalu pergi dari warung tersebut.

"Padahal teh saya maunya Neng nggak dateng kesini lagi buat beli rokok." Gumam Ibu Warung tersebut.

Saat sudah sampai pada gang kecil tadi, gadis itu segera buru buru membuka seluruh atribut tertutup yang ia kenakan, kemudian mengambil rokok yang sudah ia sembunyikan di saku jaketnya.

Sudah menyalakan dan hendak langsung menyesapnya, tiba tiba rokok itu diambil secara kasar oleh seseorang.

Gadis itu kaget, dan segera menatap marah pada laki-laki asing di sampingnya. Ini pertama kalinya ia ketahuan dan Ia merasa sangat marah sekaligus sangat lega, lega karena setidaknya orang yang sudah menyiduknya ini bukan orang yang ia kenal.

"What the fuck are you doing?!" Pekiknya.

Laki-laki itu menginjak rokok tadi, kemudian meringis saat melihat banyaknya batang rokok yang sudah gadis itu konsumsi malam ini.

"Kamu kecanduan?" Tanya laki-laki tersebut, nada bicaranya berusaha ia buat selembut mungkin.

"Lo nggak usah ikut campur!" Laki-laki di hadapannya tampak terkejut.

"Listen, barang ini nggak baik untuk kamu. Mending kalau kamu lagi ada masalah, lampiasin ke hal yang positif."

"Sehebat apa sih lo sampe bisa menggurui gue? Balikin rokok gue, gue cuma butuh ketenangan, bisa nggak sih gausah ganggu?!"

Bukannya mengembalikannya, laki-laki itu dengan gerakan kilat langsung mengambil semua rokok yang ada di saku gadis itu kemudian dengan sangat enteng membuangnya ke tong sampah.

Emosi gadis itu memuncak, "Lo---

"Dibuang atau tidak rokok itu tetap sama, sama sama membuang uang kamu. Saya tahu kamu punya banyak uang, tapi tidakkah kamu merasa kasihan dengan orang tua kamu?"

Mendengar orang tuanya disebut, gadis itu terkekeh, "Bahkan orang tua gue nggak layak disebut orang tua."

Namun setelah puas terkekeh, gadis itu malah langsung menangis, membuat laki-laki asing ini panik bukan main.

CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang