"Mar, selain sama Mamanya, Jeftin paling deket sama siapa?"
Marhen yang pagi ini mengajak Yara jogging mengitari komplek rumah Yara, merasa bingung dengan pertanyaan tiba-tiba dari gadis itu.
Tapi, tetap saja ia jawab.
"Sama Papanya lah."
Yara menepuk jidat, "Maksud aku, cewek."
Marhen mangut mangut,
"Frey lah." Tanpa berpikir lagi Marhen langsung menjawab demikian.
Namun Yara kembali menggeleng, "Selain Frey."
Kali ini, Marhen tampak berpikir.
"Kayaknya nggak ada sih."
Yara mengernyit, "Masak sih?"
"He'eum."
Marhen mengelap dahi Yara yang berkeringat dengan tissue dan melanjutkan kalimatnya.
"Selain Frey dan Mamanya, Jeftin nggak pernah interaksi lagi sama cewek. Dia seakan anti banget. Itu setauku sih."
Mendengar jawaban Marhen, membuat Yara menghembuskan nafasnya pelan.
Marhen kebingungan sendiri melihat tingkah pacarnya, "Emang kenapa sih?"
Yara menggeleng pelan, "Kamu percaya nggak kalo seumpama dia punya pacar?"
Marhen menggeleng.
Namun sedetik kemudian ia mengangguk, "Kalo pacarnya Frey, iya aku percaya."
Duh, sepertinya bahkan Marhen pun tidak tahu menahu ya?
"Emang kenapa sih sayang? Suka yaa kamu sama Jeftin haayoo."
Langsung saja Yara menabok bahu Marhen, "NGGAK LAH!!"
"Lagian... Udah ada Marhen ngapain nyari yang lain." Lanjutnya.
Membuat Marhen SALTING di tempat.
"Dasar gombel."
Yara melotot, "HEH BILANG APA?!"
Marhen gegalapan, setelah itu nyengir, "Nggak, nggak hehe."
"Tapi beneran deh Yar, kenapa sih nanya gitu? Tumben banget, kan aku jadi penasaran."
Yara menghembuskan nafasnya pelan,
"Jeftin katanya mau nembak cewek."
"Frey cewenya?"
Yara menggeleng, "Katanya temen SMP."
Lama Marhen terdiam, sampai akhirnya ia membulatkan mata,
"Jadi, bukan Frey?"
"Bukan. Makanya aku nanya gitu tadi."
Marhen masih tetap melotot, "Seriusan bukan Frey?"
Yara menyahut dengan gemas, "Iya beneran."
Marhen mengusap hidungnya, "Aku... Sama sekali nggak pernah ngebayangin Jeftin pacaran sama cewe lain yang bukan Frey."
"Aku sama sekali nggak nyangka perlakuan Jeftin ke Frey itu cuma serta merta karena mereka sahabatan doang." Yara menambahkan.
"Prank aja nggak sih itu?" Marhen masih tidak percaya.
Yara mengendikkan bahu sekilas, "Aku juga nggak tahu."
"Aku minta tolong sama kamu ya, Mar. Aku minta tolong cari tahu apa bener si Jeftin ini mau jadian, soalnya dia rada rese tauu.. Masa dia minta ditemenin Frey buat beli hadiah untuk calon pacarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Untuk kaum pelajar yang bersekolah di SMA/SMK dan sejenisnya pasti sudah tidak asing dengan 'pembagian circle' pada tiap daerah sekolah mereka. Umumnya, circle-circle paling mendominasi dan cenderung ada di tiap sekola...