Selina pagi ini ngelabrak Vee.
Iya, ngelabrak.
Kalian nggak usah kaget sama kelakuan dia, namanya juga cewe ajaib.
Yang bikin Sophia kaget, tadi baru aja dilaksanakan acara maaf-maafan antara Audrey dan Selina, terus waktu Selina angkat telepon, cewe berponi itu malah melempar kasar teleponnya, terus bergegas keluar ruangan.
Ke-7 cewek lainnya yang menyaksikan hal tersebut langsung panik, dan kompak mengikuti Selina.
Hingga sampai lah mereka ber-8 di rooftop sekolah, tempat nongki nya Jeftin and the gang.
Dan yang lebih bar-bar nya lagi, Selina nendang pintu rooftop yang terbuat dari kayu itu sampe reyot, kemudian tanpa aba-aba langsung menampar Vee.
Semua yang ada disana tentunya kaget bukan main. Apalagi saat melihat Selina membawa rombongan.
"BAJINGAN!" Hardik Selina sembari menendang lutut Vee.
Sebelum Selina berhasil menonjok rahang Abangnya, Jake sudah terlebih dahulu menahan gadis yang dianggapnya kesurupan pagi itu.
"APA MASALAH LO?!"
Selina balik menendang alat vital Jake, membuat cowo gondrong itu tumbang pada saat itu juga.
"Nggak usah sok asik." Delik Selina tajam, cowo cowo lain yang ngelihat itu nyali nya langsung ciut, apalagi melihat Jake yang sudah kesakitan.
Kemudian, Selina kembali memusatkan perhatiannya pada Vee yang kaget, tapi juga enggan menegur.
"Se hebat apa lo sampe berani merintah anak buah pecundang lo buat ngikutin Jo kemanapun dia pergi?" Tanya Selina, membuat semua orang yang ada disana mulai paham kemana arah permasalahan ini.
"Kalo lo bilang mau ngelindungin Jo segala macem, anak SD pun bakal ketawa ngedenger nya. Siapapun tau, keluarga Jo lebih dari mampu buat ngelakuin semua itu." Selina kembali berujar, seperti tidak membiarkan Vee memberikan belaan kepada dirinya.
Selina kemudian maju satu langkah, menunjuk dada kiri Vee dengan telunjuknya, "Dan lo--lo bukan keluarga dia. Jadi, stop sok ngerasa bahwa lo deket sama dia. Ngerti?"
Selina memundurkan langkahnya, dan kembali berucap dengan dingin, "Bilang saat ini juga. Apa yang lo mau dari Jo?"
"Gue nggak mau apapun dari dia."
Jawaban dari Vee membuat emosi Selina memuncak.
Ia melempar kursi yang ada di sampingnya ke hadapan Vee, namun untung saja bisa dihindari.
"Gue nggak suka sama maling yang bohong, bahkan saat dia udah kepergok." Tekan Selina.
"Jo jadi nggak nyaman buat keluar rumah, you know? Gue tau Jo belum ada ngelapor masalah ini ke orang tuanya. Karena kalo orang tuanya udah bergerak--apalagi Kakaknya, lo habis."
Vee mengeraskan rahangnya, "Seharusnya lo nggak usah ikut campur!"
Selina baru akan meninju perut cowok itu kalau saja Jake terlambat menahannya.
"Bisa nggak, nggak usah main fisik?!"
Selina berdecak. Ia kemudian menyikut perut Jake, "Kayak gini maksudnya?"
Jake kesakitan, tapi kali ini ia tidak tumbang.
Selina menatap Vee nyalang, "Karena kalau dia sampai di ajak ngomong baik-baik, sampe bibir gue keluar busa ber ember ember pun dia ga bakalan mudeng."
"Lo kalo suka sama Jo, bilang langsung. Nggak usah pake cara kayak gini. Kelihatan banget pengecutnya!"
Selina kemudian menuding Vee dan Jake bergantian, "Lo berdua Kakak Adik, gue belum sempet ngasi Adiknya pelajaran, tapi Kakaknya kebelet banget pengen ikut campur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Untuk kaum pelajar yang bersekolah di SMA/SMK dan sejenisnya pasti sudah tidak asing dengan 'pembagian circle' pada tiap daerah sekolah mereka. Umumnya, circle-circle paling mendominasi dan cenderung ada di tiap sekola...