Sophia berulang kali harus menghela nafas jengah saat ia membaca nama partner kunjungan harian perpustakaan-nya hari ini.
"Biasanya juga hari rabu itu hari keberuntungan gue. Kok sekarang malah apes?" Sentak Sophia kecil.
Rasanya ingin sekali ia batalkan kunjungan perpustakaan hari ini, namun ia ingat bahwa ada satu materi fisika penting yang referensinya ada di perpustakaan ini.
"Masalahnya kalo partner tuh kelilingnya, duduknya, semua harus bareng. Jiwa introvert gue nggak bisa banget di ajak begituan." Sophia lanjut menggerutu.
Di hari-hari sebelumnya, ia mengunjungi perpustakaan dengan oke-oke saja, karena partner yang ia dapatpun kebanyakan siswa/I yang tidak ia kenali, jadi ia tidak perlu memusingkan interaksi apa yang perlu dibuat.
Queenza Athena.
Sophia membaca nama itu berulang kali. Ya, Athena merupakan partner untuk kunjungan perpustakaannya pada rabu pagi ini.
Sophia kenal dengan Athena? Sebenarnya, tidak. Tapi entah kenapa di dalam lubuk hati Sophia yang paling dalam, ia mengharuskan dirinya untuk menciptakan interaksi dengan Sang Duta sekolah.
Sophia juga tidak henti-hentinya berdoa semoga Athena membatalkan kunjungannya hari ini.
Namun sepertinya semua doa dan harapan Sophia tidak terkabul. Ia merasa tidak asing dengan aroma parfum yang tiba-tiba menguar di ruang perpustakaan, ia yakin bahwa Athena sudah datang.
Lewat ekor matanya, Sophia dapat melihat Athena yang sedang berbincang dengan petugas perputaskaan. Sophia langsung bisa menangkap bahwasanya Athena belum tahu siapa partner nya hari ini.
Athena kemudian menuju ke arahnya, Sophia bingung harus bersikap seperti apa. Akhirnya ia kembali duduk tegak, dan fokus mencari materi.
"Permisi. Saya izin duduk di sebelah kamu ya." Intonasi datar itu membuat Sophia mendongak.
Baru kali ini Sophia melihat wajah Athena sedekat ini, and damn.... Sophia bersumpah kalau Athena memang gadis tercantik yang pernah ia lihat secara langsung.
Sophia mengangguk sebagai respon atas ucapan Athena tadi.
Kemudian hening.
Tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut kedua gadis introvert tersebut.
Baru kali ini Sophia merasa tidak nyaman dengan kesepian. Karena yang sebenarnya ia rasakan adalah, 'Kecanggungan.'
"Lo... Dateng ke pesta perusahaan kemarin?"
Athena menoleh sejenak sebelum kembali fokus pada bukunya, "Kan kita sempet papasan. Saya yakin kamu melihat saya."
Bodoh. Sophia merutuk pada dirinya sendiri. Beginilah akibat dari kehabisan topik.
"A-ah, maybe i'm forget."
"Lo emang kebiasaan ya make bahasa baku?" Sophia kembali bertanya, membuat Athena menghentikan aktivitas membaca-nya.
Athena sempat terdiam sejenak, bingung mengapa sang Ranking 2 Paralel tiba-tiba mengajaknya berkomunikasi.
"Iya. Saya di didik seperti itu."
Sophia mangut-mangut.
"Kamu sendiri bagaimana?" Athena tahu ini tidak penting, tapi entah kenapa ia merasa harus bertanya balik pada Sophia.
Sophia pun sempat mengerjap saat Athena mau bertukar obrolan dengannya.
Berdehem sejenak, Sophia akhirnya menyahut, "Kalo dari keluarga gue sih nggak ada larangan-larangan. Lebih ke gue aja yang harus bisa menyesuaikan diri. Kalo sama temen sebaya gue biasa make bahasa Non-Baku, beda lagi kalau sama yang lebih tua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Untuk kaum pelajar yang bersekolah di SMA/SMK dan sejenisnya pasti sudah tidak asing dengan 'pembagian circle' pada tiap daerah sekolah mereka. Umumnya, circle-circle paling mendominasi dan cenderung ada di tiap sekola...