Selina yang pagi ini baru sampai di sekolah tertegun saat melihat banyaknya orang berkumpul di tengah lapangan.
"Perasaan gue nggak terlalu siang datengnya." Monolog Selina. Dirinya yang hari ini piket dan datang lebih pagi tambah keheranan.
Apalagi saat melihat mobil polisi yang datang, jeritan-jeritan dari warga luar sekolah, serta satu pemandangan aneh--Frey yang tengah dibentak-bentak oleh seseorang.
"What happen?" Selina menahan pergelangan tangan salah satu siswa yang tampak lewat di depannya dengan terburu-buru.
Siswa itu adalah Jake, Selina menanyakannya karena ia tau, Jake merupakan salah satu anggota OCIS.
Jake tertegun menatap Selina.
Jake kemudian menarik nafasnya, "Ada yang bunuh diri."
Selina reflek membekap mulutnya, tanpa sadar kakinya terasa sangat lemas.
Jake yang melihat reaksi Selina langsung menarik gadis itu menjauh dari kerumunan.
Jake membawa Selina pada salah satu ruangan, yang Selina yakini itu adalah basecamp tersembunyi milik Jake dan juga teman-temannya.
"Mona Antari, nama siswa yang bunuh diri." Jake menjelaskan tanpa diminta.
"Sebelum bunuh diri, dia nulis surat. Di dalam surat itu ada nama nama orang yang selama ini selalu nge bully dia."
Kemudian tanpa diduga, Jake langsung melempar kasar kertas yang tadi ia pegang di hadapan Selina.
Selina yang masih shock, tambah shock mendapat perlakuan kasar dari Jake.
"Baca kertas itu baik baik! Disana tertera nama lo sama temen-temen lo! Lo pembunuh bangsat!"
Selina dengan gemetar mengambil kertas tersebut. Kemudian ketakutan yang tadi timbul, berubah menjadi amarah.
Prang!
Ia menendang kasar meja kaca di depannya, kemudian menarik kerah baju Jake.
"Bukti sampah ini udah ngebuat lo berani bersikap dan bicara kasar sama gue?"
"Baru tau kalo di OCIS, ada anggota SDM rendah kayak lo."
Selina kemudian mendorong Jake kasar, ia melenggang untuk keluar, namun tangannya segera ditahan oleh Jake.
"Kalo lo bukan pelakunya, jangan keluar."
"Maksud lo apa?!"
"Isi surat ini udah kesebar ke seluruh penjuru sekolah. Kalo lo keluar, lo bakal di maki habis-habisan."
"Dan lo pikir gue bakal ngebiarin temen temen gue diluar? Nama-nama mereka juga tercantum disana!"
Selina memicing, "Lagipula, siapa yang bakal berani ngemaki gue?"
Jake menghela nafasnya, "Kalo siswa-siswi bahkan guru sekalipun mungkin nggak bakal berani. Tapi, keluarga siswi ini."
Selina terdiam sejenak, "Seberapa berpengaruh?"
Jake menatap lurus, "Perusahaan minyak bumi terbesar kedua terbesar di Indonesia."
Selina reflek berdecih dan meludah, "Keluarga gue perusahaan minyak bumi terbesar di asia tenggara."
Setelahnya Selina benar-benar pergi dari ruangan tersebut.
.........
Frey yang menjadi korban makian pertama menatap tajam pada semua orang yang ada di ruang Bimbingan Konseling yang sangat amat luas tersebut, bahkan ia tidak menunjukkan raut wajah ketakutan sedikitpun saat orang tuanya juga turut ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Untuk kaum pelajar yang bersekolah di SMA/SMK dan sejenisnya pasti sudah tidak asing dengan 'pembagian circle' pada tiap daerah sekolah mereka. Umumnya, circle-circle paling mendominasi dan cenderung ada di tiap sekola...