Kalau besok mau aku kasih update 3 chapter sekaligus lagi, jangan lupa tinggalin jejak ya!!
Comment dan Vote kalian aku tunggu <3
Happy Reading!!
ANNA
Aku seharusnya tahu ketika Jace bertanya, “Anna, bagaimana rasanya mengalami mabuk darat?” bahwa ada sesuatu yang salah.
Sebaliknya, aku hanya menganggukkan kepala mengikuti lagu Broken Bells favorit ku dan berkata, “Sama seperti mual, buddy.”
Kami baru selesai bersenang-senang di taman kota. Jace bertemu dengan sekelompok teman sekolah dan teman baru.
Aku merasa lega Jace begitu menikmati waktu bermainnya. Tapi sekarang kelegaan itu berganti dengan kecemasan. Karena dia baru saja menyemprotkan muntahannya ke seluruh bagian belakang kursi samping penumpang mobilku.
Aku menepi di jalan pedesaan. Berhenti sejenak meski jarak hanya tinggal lima menit lagi dari rumah. Setelah berlari mengitari bagian depan mobil, aku membuka pintu samping penumpang belakang dan menunduk, mengusap-usap punggung Jace yang muntah-muntah di depanku.
“Hey, are you okay?”
Matanya lebar dan berair. “Aku minta maaf, Anna.”
“Oh, Jace. Jangan meminta maaf, kau tidak salah.”
“Aku sudah muntah di mobilmu.”
“Tidak masalah.” aku mengulurkan tangan dan mengusap rambutnya yang basah.
“It's a mess!” Jace menangis dan aku ingin memeluknya, tapi dia dengan cepat menghindar.
"Jangan mendekat, Anna. Aku penuh dengan muntahan."
Aku mendesah pasrah. Dia sama keras kepalanya dengan Silas. Jadi, aku mencari cara lain. Melepas sabuk pengamannya, membuka bajunya, sebelum akhirnya menarik badannya ke arahku. Isak tangis keluar dari bibirnya.
“I-I’m s-s-so sorry!” dia meratap sekarang.
“Ssst. Jace. Jace. Itu hanya sebuah mobil. Tidak masalah. Kaulah yang terpenting. Aku tidak peduli dengan mobilnya. Aku lebih mengkhawatirkanmu.”
Aku menarik diri, menatapnya, berusaha keras untuk tidak melirik ke bawah. Karena aku tahu ada cairan muntah pada diriku.
Jace mengangguk sambil menangis padaku. “Anna?”
"Ya?"
“Kau terkena muntahku. Bajumu juga.”
Aku membuka bibirku dan memilih untuk bernapas melalui mulut jadi supaya aku tidak ikut muntah. Beralih fokus pada mata hijaunya yang lebar.
Aku sudah dewasa, aku sudah dewasa, aku sudah dewasa. Jangan muntah Anna, kau bisa mengatasi ini.
"Tidak apa-apa. Semuanya bisa dicuci. Aku akan mengikat sabuk pengaman untukmu supaya kita bisa melanjutkan perjalanan kerumah. Jika merasa perlu muntah lagi, katakan saja dan aku akan menepi untukmu. Mengerti?"
Jace mengangguk, tampak bertekad. Kami berhenti dua kali lagi dalam perjalanan kembali ke rumah.
Hal pertama yang aku lakukan adalah melepas pakaianku di luar. Setidaknya semua pakaian yang terkena muntahan, hingga menyisakan tank top di atas bikiniku.
Mandi terbukti tidak membawa hasil karena Jace tidak bisa berhenti muntah. Aku tidak pernah merasa sefrustasi ini. Karena sepanjang hidupku, aku tidak pernah mengurus orang sakit. Tapi melihat tubuh mungil Jace yang melemas membuat bagian belakang tenggorokanku terasa sakit dan mataku berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly I'm a Nanny
RomanceKetika Anna yang berusia 24 tahun datang ke kota New Harmony mencari tempat untuk bersembunyi dari mantan tunangannya yang terlalu posesif dan kasar, Anna berakhir menyukai kota kecil itu. Pertemuannya dengan seorang pramusaji di restoran kota secar...