Aku baca komen kalian pengen ketawa, kayaknya nggak sabar banget ya liat SILAS lepas kendali??
Sama, aku juga gregetan sama dia :v
Trust issue ke diri sendirinya tinggi pula
Tinggalin jejak ya, nanti sore aku upload lagi <3
SILAS
Anna berjalan keluar dari bar, tapi bukannya berjalan ke pintu depan, dia menuju ke kamar mandi. Aku mengikutinya, meskipun aku merasa setiap mata di tempat itu memperhatikan kami.
Ketika aku berpikir dia akan memasuki toilet wanita untuk menghindariku, dia malah melewatinya. Melesat keluar dari pintu belakang, dia berjalan mengitari satu sisi gedung, ke arah berlawanan dari tempat parkir.
"Hei!" panggilku, bergegas menyusulnya. "Where are you going?"
“Leave me alone. I want some air.”
“It’s dark out here!”
Sambil tertawa miris, dia menjawabku. “Then you better keep your distance—you know what happens with us in the dark. You might start to feel sorry for me again!”
“Bisakah kau berhenti?” aku cukup dekat untuk meraih sikunya dan memutarnya agar menghadapku. "Aku ingin bicara."
"Lepas!" dia melepaskan cengkeramanku dan menatapku, matanya bersinar karena amarah di bawah sinar rembulan.
"I'm sorry." aku mengangkat tanganku. “Aku tidak bermaksud menghalangimu. Aku hanya ingin—”
"Ingin apa?" dia menyilangkan tangan di depan dada, matanya melebar. “Menghukumku karena berbicara dengan pria lain?”
"No, I-"
"No, actually, why are you even here?" Anna mendesis padaku. Dia tidak pernah semarah ini sebelumnya.
"He's a fucking tool, Anna." ekspresinya kembali kosong saat aku menatapnya.
“If he was or not, what are you doing here?”
“I came to make sure you were all right."
Dia tertawa hambar. "Why wouldn’t I be?”
Aku meraup wajah frustasi. "You left your date then I saw you going to the club. Do you think I'll just gonna ignore it?"
Dia tidak tahu bagaimana aku hampir kehilangan akal saat menemukan lokasi nya lewat aplikasi pelacak. Keraguanku menguap dan aku bertindak tanpa berpikir dua kali untuk menyusulnya.
Pipinya memerah dan dia terlihat malu dan marah secara bersamaan. "H- how do you know? Are you following me?"
"No, I saw it from your phone location." kalimat itu lolos begitu saja dari bibirku.
Dia menatapku tak percaya. "Oh my God, are you're tracking me!?"
Aku mengabaikan pertanyaannya. "What happened, Anna? Why are you here? And where is.." diam, aku memaksa kata itu keluar meski benci mengatakannya. "Where is your date?"
Begitu dia menghindari mataku, aku tahu ada yang tidak beres. "It doesn't matter now."
Rahangku mengetat. "Did that bastard hurt you?"
Anna menatap ke bawah dan sebelum aku bisa melihatnya dia melingkarkan tangannya ke sekitar perutnya."I don't want to talk about it, okay. Would you leave me alone?" berbalik, dia kembali berjalan menjauhiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly I'm a Nanny
RomanceKetika Anna yang berusia 24 tahun datang ke kota New Harmony mencari tempat untuk bersembunyi dari mantan tunangannya yang terlalu posesif dan kasar, Anna berakhir menyukai kota kecil itu. Pertemuannya dengan seorang pramusaji di restoran kota secar...