Jangan pelit vote kalau mau cerita ini cepet kelar :)
<3
SILAS
"Daddy!"
Ketukan. Ketukan. Ketukan.
It was Jace.
Aku tersentak ke posisi duduk dan menatap Anna, yang matanya membelalak. Segera, dia duduk dan menarik selimut menutupi payudaranya.
Yah, omong kosong soal alarm.
Aku melirik jam. Pukul 08:45. Kami tidak banyak tidur semalam.
"Dad! Buka pintunya. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.”
Mungkin jika kita tetap diam, dia akan pergi.
Suasana hening, dan bahuku sedikit rileks—sampai teriakan lain dari lantai bawah menyusul.
"Bro! You made me get up early on a Saturday to help you, and you’re not even awake? Get your ass out of bed!”
Anna panik. “Is that Sean out there?”
"Shit," gumamku, sambil membuka selimut, aku bangkit dan mengenakan celana boxerku."Yeah. He’s here to help me get the glass into the truck. I forgot I told him to come at eight."
“Aku memberimu waktu lima menit!” Sean berteriak, disusul suara lain dari teriakan Jace memanggilku.
Ketika suara guncangan kenop pintu terdengar, aku mengambil langkah seribu.
Fuck. "He knows how to unlock the door with a Q-tip,”
"Oh no," desis Anna.
Tepat ketika pintu terbuka, Anna turun dari tempat tidur, mengambil selimut untuk membungkus tubuhnya, dan menyelinap ke bawah tempat tidur.
Pakaiannya.
Shit. Pakaiannya berada di lantai.
Aku segera menendang pakaiannya di bawah tempat tidur saat berjalan menuju pintu.
"Dad!" Jace melompat-lompat sambil mengangkat sebuah box besar berisi lego menara Paris ke udara. “Lihat apa yang kudapat. Uncle Sean membawakanku oleh oleh dari Paris. Bukankah ini keren?” dia memeluk mainan itu ke dadanya begitu erat.
“That's so cool, buddy,” jawabku.
Alis rapinya menatapku heran. “Were you working out or something?”
“N-no,” aku tergagap, merasakan tenggorokanku tercekat.
Dia memiringkan kepalanya. “Oh, ’cause it looks like you’re about to work out.”
Aku mencoba tetap tenang. “I’m about to take a shower. Why don't you join Sean downstairs first, I'll catch up with you later."
Dia dengan mudah mengangguk setuju. "Okay." tapi belum sampai dua langkah dia kembali berbalik. "Oh, ya, Dad. Apa kau kebetulan tahu dimana Anna?” tanyanya. "Aku mencarinya sejak tadi pagi tapi aku tidak menemukannya."
Aku memutar leherku dari sisi ke sisi, berusaha menghilangkan kegugupanku. Perutku menegang mendengar pertanyaannya karena aku hampir tidak pernah berbohong kepada Jace. Tidak… sampai sekarang.
Aku menelan. “Dia pasti ada di kabinnya atau… di dapur… mungkin di luar.” suaraku tercekat, bahkan tidak terdengar seperti diriku yang normal.
“Yay! I wanna show her my lego,” katanya sambil melompat-lompat seperti kelinci di pagi hari Paskah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly I'm a Nanny
RomanceKetika Anna yang berusia 24 tahun datang ke kota New Harmony mencari tempat untuk bersembunyi dari mantan tunangannya yang terlalu posesif dan kasar, Anna berakhir menyukai kota kecil itu. Pertemuannya dengan seorang pramusaji di restoran kota secar...