"K—kumohon ampuni aku—"
"Diam jalang! Dengar ya, meski setiap hari aku harus berhadapan dengan badan telanjang, tapi aku ini sudah punya kekasih, aku setia kepadanya, jadi jangan banyak tingkah dan menurut saja karena kau tetap akan mati."
Butiran keringat bercampur darah tampak melekat ditubuh gadis itu. Badannya sudah tidak terbalut apapun, dia meringkuk ketakutan didalam bathtub. Embusan napasnya tak karuhan, debaran jantung juga lebih keras ketimbang genderang.
Itu semua karena pisau lipat yang sedang menjelajahi setiap inci tubuhnya saat ini. Sesekali sang pelaku menggores dengan sengaja hingga gadis itu berteriak minta ampun.
"Buka kakimu." pintahnya dengan sorotan datar mematikan. Dada bidang pemuda itu terpampang jelas dibawah pencahayaan temaram, dia memiliki tubuh yang bagus dan wajah mempesona.
Tidak akan ada yang menyangka bila tampang malaikat seperti itu memiliki sifat iblis yang begitu sadis didalamnya.
Gadis ini adalah satu dari sekian ratus korban, dia terjebak oleh pesona beracun yang tragisnya malah menghantarkan ia pada kematian.
"Ampun—ampun—kumohon jangan bunuh— AAA!"
Pemuda tersebut ikut masuk ke dalam bathtub lalu membuka paksa kedua paha mulus milik gadis itu. Liang surganya terpampang menggiur dengan warna merah merona.
Sayangnya, pemandangan seperti itu adalah makanan sehari-hari bagi pemuda tersebut. Hasrat seksualnya seolah hilang berganti hasrat membunuh.
Ia selalu ingin meludahi setiap vagina gadis yang menjadi korbannya dan menjahit area tersebut dengan ejaan jalang.
Mengerikan.
Gadis tersebut meronta tidak terkendali, hingga membuat pemuda itu menekan kedua pahanya dengan lutut, tangannya dicekal kuat serasa akan putus.
"Aku pikir gadis sepertimu suka bila dinaiki pemuda tampan seperti ini." Lelaki itu tergelak pelan, suaranya membangunkan bulu kuduk. "Pikiran jalangmu mudah sekali terbaca nona, kau pikir aku membawamu kemari untuk bercocok tanam sampai pagi? Itu mungkin ide yang bagus jika aku belum memiliki kekasih, namun sayangnya aku ini pria yang setia, lagipula daripada memuaskan selangkanganku, lebih baik kau menghasilkan uang untukku."
Gadis itu menangis histeris. "Ampuni aku! Aku tidak akan mengganggumu lagi, kumohon lepaskan—"
"Sekali lagi kau merengek, pisau ini akan menembus lubang rahimmu." Ucapannya membuat sekujur badan gadis itu gemetar hebat. Dia ingin pingsan, tapi pemuda tersebut seolah tidak mengizinkannya sampai penyiksaan ini betul-betul selesai.
"Mari kita lihat barang kotormu—ugh, menjijikan, aku heran kenapa lelaki suka sekali dengan vagina?"
Air mata gadis itu menyucur deras kala merasakan ujung pisau tadi kini sedang bermain-main disekitaran miliknya.
"Lebih baik kau diam, karena aku tidak terbiasa membersihkan vagina wanita lain—haduh, kekasihku pasti akan sangat marah jika mengetahuinya." Suara tawanya menggema lagi.
Dengan teliti, pemuda tersebut mencukur bulu-bulu halus pada area kewanitaan gadis itu. Ia sesekali meludahinya hingga membuat sang empu merasakan dua sensasi berbeda secara bersamaan.
Ketakutannya seketika bercampur dengan nafsu karena cairan putih yang terus keluar akibat merasa geli dan terangsang. Belum lagi ludah pemuda itu yang menempel hangat, kewarasannya sungguh kacau karena dipermainkan seperti ini.
"Oh ... jalang sekali, aku bahkan tidak melakukan apapun dan kau malah keluar? Bagaimana dengan ini?" Dia menggoda gadis itu dengan mengusap pelan klitoris miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maddest Obsession [COMPLETE]
FanfictionBagaimana caranya agar Rosie bisa lolos dari sekte pemuja yang dipenuhi orang obsesi? Hanya Elvano yang bisa melindunginya-Rosie agak menyesal.