Rosie sungguh tersiksa harus menunggu sampai pulang. Gadis itu menyendiri di sudut perpustakaan. Dia bisa saja pergi dari kampus sejak tadi, namun keberadaan Darren dan rencana mereka tadi yang membuatnya bertahan sampai sekarang.
Lagipula kalau pulang, memangnya dia bisa kemana? Rumah? Yang benar saja, Elvan pasti akan menculiknya—kemungkinan terburuk dia akan dibunuh setelah itu.
Rosie menunggu Darren dengan penuh harapan. Namun pemuda tersebut tidak kunjung mengabari sejak kejadian tadi siang. Rosie cemas, dia takut terjadi sesuatu pada Darren, atau kemungkinan lainnya, bisa jadi pemuda itu sudah termakan fitnahan yang telah beredar.
Air mata Rosie jatuh lagi. Dia benar-benar tidak tahu harus lari kepada siapa bila hal itu benar. Darren adalah satu-satunya teman yang dia punya—yang dapat diandalkan.
Rosie mulai sadar jika tidak ada temannya yang tulus selain Darren. Kebanyakan dari mereka hanya ingin ketenaran saja untuk mendekatinya, sebagian dari itu, para teman lelakinya brengsek semua. Mereka pasti hanya memikirkan nafsu.
Rosie mulai menangisi jalan hidupnya yang berubah kacau seperti ini. Dia tidak sanggup untuk menatap hari esok. Terlalu menyakitkan untuk dijalani. Rosie tidak kuat.
Elvan benar-benar mengendalikan hidupnya.
Cukup lama gadis itu termenung. Dia bahkan tidak punya minat untuk memeriksa ponsel. Pasti dirinya juga menjadi bahan perbincangan di sosmed.
Tidak ada ampun, gadis itu betul-betul dibenci sekarang.
Rosie melirik ponselnya dengan tatapan kosong kala barang pipih tersebut terus bergetar.
Nama Mikha muncul disana.
Sebelumnya, dia memamg sangat muak dengan pemuda itu. Namun pesan-pesan tersebut entah kenapa tiba-tiba mendorong dirinya untuk mencari tahu.
Terlintas dipikirannya akan tawaran Mikha ketika komputernya dibajak.
Pemuda itu memang terlihat hyper, tapi diluar itu sebenarnya dia bisa diandalkan.
Rosie tidak tahu kenapa bisa berpikir seperti ini, dia benar-benar sudah putus asa dengan hidupnya, yang dia butuh sekarang hanya seseorang yang dapat membantunya untuk pergi jauh dari sosok Elvan.
Tidak ada lagi rasa cinta yang tersisa dihatinya, melainkan benci yang sudah berakar. Dia tidak akan pernah memaafkan Elvan karena sudah menghancurkan hidupnya seperti ini.
Mikha
Kasihan sekali temanku ini
Kamu sih, sudah kubilangkan dari awal malah kepala batu.
Yah apa boleh buat, ini kan yang kamu mau? Hidup bersama dengan pangeran tampanmu yang hobinya menghilangkan nyawa orang haduh ... Bahagianya~ lucu sekali.
Kalau aku jadi kau lebih baik aku bunuh diri
Untuk apa hidup dengan citra yang sudah rusak begini?
Kecuali kau berharap ada pahlawan lain yang datang
Apa kau tidak mau mempertimbangkanku Rosie?
Untung saja setelah melihat berita gadis cantik berhati iblis yang manipulatif ternyata tidak mengurangi perasaanku sedikitpun kepadanya.
Aku tahu kau sudah tidak punya pilihan Rosie.
Maka dari itu, jadilah milikku, dan aku akan melindungimu.
Kujamin, kita akan memulai hidup baru sebagai pasangan normal.Rosie terisak. Ketikan Mikha membuatnya kembali sakit hati, namun disisi lain, harapan kecil muncul dihatinya. Entahlah, dia sudah benar-benar pasrah, jika Mikha memang bisa membebaskannya, dia akan membayar harga dengan menjadi penghangat ranjang pemuda itu setiap hari. Dia sudah tidak peduli lagi, gadis itu benar-benar terpuruk.
Mikha
Kau bisa memikirkan itu sampai kelasmu selesai,
Kuharap kau memikirkannya baik-baik, karena aku tidak berbohong saat mengatakan kamu tidak punya lagi pilihan.
Kamu pasti masih mengharapkan Darren kan?
Hahahaha, kasihannya, lebih baik kau lihat ini, tapi jangan gila dulu ya sebelum jadi milikku~
Selamat menonton sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maddest Obsession [COMPLETE]
Fiksi PenggemarBagaimana caranya agar Rosie bisa lolos dari sekte pemuja yang dipenuhi orang obsesi? Hanya Elvano yang bisa melindunginya-Rosie agak menyesal.