Ciuman sebagai pilihan

1K 143 197
                                    



Udah siap?

__

Sesuai permintaannya. Rosie menyuruh Yoshua untuk tetap membuntuti Elvan karena mengira bila Elvan tidak menyadari keberadaan mereka berdua di gudang tadi.

Rosie merinding ketika turun dari mobil Yoshua.

Katedral ini begitu suram dan tua. Halamannya amat luas dan langsung berhubungan dengan pegunungan High Hell yang tidak pernah ada dipeta dunia.

Kata Yoshua, tinggi gunung ini melebihi gunung Everest, namun Rosie tidak dapat melihatnya ujungnya karena sedang diselimuti awan tebal.

Tempat ini sebenarnya indah dan tenang, apalagi terdapat danau luas disampingnya. Tapi danau ini pun tampak begitu seram karena airnya berwarna hitam pekat jika dilihat dari kejauhan—artinya dangkal, sangat dangkal bahkan.

Bulu kuduk Rosie terus merinding saat angin kencang didaerah itu menerpa tubuhnya. Hawa disini sungguh mencekam dan mampu membuat orang merasa tertekan.

Terlepas dari apa yang sudah terjadi dimasa lalu, tempat ini memang memiliki sejarah berharga bagi suku Essos dan penduduk Yokshare.

Yoshua menggandeng tangan Rosie untuk masuk. Gadis itu mengeratkan gandengannya karena terlalu takut.

Dia tidak mengerti kenapa Elvan membawa Rochella ke Katedral ini. Pikirannya yang sudah termakan api cemburu membuatnya berprasangka jauh.

Ia mengira bila Elvan akan menikahi kakaknya itu disini.

Hatinya bertambah sakit.

"Tunggu disini, aku akan ke lantai atas untuk memastikan sesuatu. Jangan kemanapun karena tempat ini sangat berbahaya Rosie, tolong menurut padaku." ucap Yoshua tidak kalah gelisah. Tempat ini sebenarnya akan meninggalkan kesan buruk pada siapa saja.

Rosie mengangguk. Dia menatap Yoshua yang naik perlahan kelantai atas. Amat pelan bahkan nyaris tak terdengar.

Yoshua memintanya menunggu didepan sebuah pintu cokelat yang amat besar. Ada lambang-lambang aneh yang terpahat disana. Mengerikan.

Situasinya semakin mencekam, Rosie tidak tahan berdiam diri disana. Pencahayaan Katedral ini bahkan hanya memakai lilin-lilin merah yang menimbulkan kesan mistis.

Suara derit pintu dan jatuhnya sebuah benda kaca sukses membuat Rosie berteriak. Dia berpaling kesamping mendapati sebuah bingkai foto yang jatuh.

Rosie berani mendekat untuk melihatnya.

Sebuah foto keluarga kuno yang masih dicetak dengan warna kuning kecoklatan. Pasangan suami isteri berpakaian bangsawan, namun pakaian sang suami lebih mirip seperti seorang pendeta. Wanita disampingnya tengah menggendong seorang bayi. Tidak ada senyum diwajahnya, tatapan matanya juga kosong dan suram.

Rosie sontak menjauh ketakutan karena merasa aneh bila melihat foto tersebut terlalu lama. Takut bila foto itu hidup atau semacamnya.

Gadis itu kembali ketempatnya tadi, namun dikejutkan dengan sebuah kain merah yang sudah tergantung didepan pintu.

Rosie lantas memegang dadanya. Terlalu takut. Ini semua sangat horor. Beberapa pasang lilin bahkan perlahan mati. Aura koridor ini terasa begitu menekan dan berat, Rosie sampai pusing.

The Maddest Obsession [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang