Jeffrey seolah hilang ditelan bumi sejak semalam. Membiarkan Rosie sendiri didalam kamar itu dengan kondisi depresi.
Pikirannya hanya diisi oleh Elvan. Kenapa pemuda itu berubah? Kenapa pemuda itu tidak menyelamatkannya? Kenapa pemuda itu menyembunyikan Rochella? Apakah benar dia tidak selingkuh? Dan terakhir, yang paling mengganggu, apakah Elvan masih mencintainya?
Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menampakkan Jeffrey yang tampak sangat berantakan. Tubuhnya mungkin baik-baik saja, namun wajahnya terlihat sangat lelah dan lesu.
Jeffrey perlahan mendekati Rosie lalu ambruk dipangkuan gadis itu. Dia memeluk erat pinggang Rosie dengan mata terpejam.
"Jeff? Kau ... darimana?" Rosie terkejut. Deru napas Jeffrey terdengar sangat keras seolah baru saja berlari. "Kamu baik-baik saja?"
Jeffrey tak menjawab, dia memeluk Rosie cukup lama sembari menyembunyikan wajahnya pada perut gadis itu.
Hening.
"Kamu milikku, jangan pernah meninggalkanku."
Rosie terdiam. Nada bicara Jeffrey terdengar sangat pasrah dan lelah. Apa yang sudah terjadi?
Setelah mengumpulkan niat, Rosie secara sukarela mengusap rambut halus Jeffrey, dia menatap kasihan pada pemuda itu. Sebenarnya Jeffrey ini hanya kurang perhatian, latar keluarganya buruk, dan dia mengenal cinta dengan dasar yang salah.
Kasihan sejujurnya. Dia memang punya kelainan mental.
Tiba-tiba, Jeffrey mengangkat wajahnya agar dapat menatap Rosie. Mereka berpandangan cukup lama dengan dua arti tatapan yang berbeda.
Tangannya perlahan meraba samar kulit pipi gadis itu. "Rosie, aku milikmu ... "
"Jeff, kamu tidur saja ya? Kurasa kamu sudah mengalami hal yang berat, ayo tidur dulu—"
"Aku hanya ingin memelukmu, nanti lelahku juga hilang. Kamu tenang saja." Jeffrey tiba-tiba bangkit lalu menindih tubuh gadis itu kemudian memeluknya. Matanya mulai terpejam kelelahan.
Rosie hanya dapat diam. Dia juga tidak ada niat untuk memberontak, cukup kasihan dengan keadaan Jeffrey. Pemuda ini pantas mendapatkan gadis yang lebih baik, malang sekali.
"Rosie," panggil Jeffrey pelan.
"Ya?"
Dia mencari posisinya ternyaman lebih dulu dalam dada gadis itu. Rosie hanya dapat diam, kembali teringat akan kebiasaan Elvan yang juga seperti ini.
"Aku ingin belajar mencintaimu dengan baik ... " sambung Jeffrey nyaris berbisik. "Tolong beri aku kesempatan—aku akan berubah dan berhenti menjadi orang obsesi—sebisa mungkin, aku akan berusaha agar tidak akan mengecewakanmu."
Ucapan itu lantas membuat Rosie bungkam. Lemah, pasrah, dan tulus, Jeffrey mengatakannya dengan perasaan seperti itu.
Ditengah nasib percintaannya yang sedang diambang kehancuran, dia tidak tahu jelas apa yang sedang Elvan lakukan, perasaan pemuda itu, bahkan segala sesuatu yang sudah terjadi dibelakangnya.
Dan perkataan Jeffrey telah cukup mampu membuatnya bimbang.
Haruskah ia ikhlas dan memberikan Jeffrey kesempatan?
Mengingat, Elvan tidak ada kabar sampai saat ini. Mungkin saja Matheo benar? Lagipula Rochella amat mirip dengannya, kakaknya itu bahkan mengenal Elvan lebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maddest Obsession [COMPLETE]
FanfictionBagaimana caranya agar Rosie bisa lolos dari sekte pemuja yang dipenuhi orang obsesi? Hanya Elvano yang bisa melindunginya-Rosie agak menyesal.