Kota Yokshare

1K 143 83
                                    

"Berita terkini langsung dari tempat kejadian perkara—fever highills street, polisi masih menginvestigasi kejadian bercecerannya dua puluh kepala manusia dijalan raya subuh tadi—para korban tidak memiliki wajah karena telah di jahit oleh pelaku, setiap wajah korban ditempeli stiker berinisial D, Agen profesional sampai turun tangan dalam masalah ini—diduga kasus pembantaian massal tersebut adalah ulah dari pembunuh berantai Dahmer yang identitasnya masih belum diketahui—"

Elvan menonton disebuah kamar gelap sembari memakan cemilan ringan. Pemuda itu menatap layar tv dengan tatapan kosong.

"Seharusnya orang-orang mengerti kenapa aku disebut iblis." Elvan menyeringai lebar kemudian tertawa keras seperti tokoh antagonis yang benar-benar jahat.

Tangannya memainkan remote tv sembari memikirkan segudang skenario menarik. Perbuatan kriminalnya yang brilian selalu saja mengejutkan banyak orang. Otak Elvan memang sudah rusak, tidak bisa dipungkiri, membunuh seolah telah menjadi salah satu kecanduannya selain mencintai Rosie.

Rosie dan membunuh, sudah identik dalam kehidupan Elvan.

Ada dua foto buram yang ditempel pada dinding dibelakang televisi. Elvan menatapnya lamat-lamat lalu mengambil pistol pada meja disampingnya.

"Mati." Ruangan kedap suara itu menyamarkan bunyi peluru yang baru saja ditembakkan. Elvan membidik tepat pada dahi foto seorang gadis sampai meninggalkan lubang pada dinding.

Pemuda itu meniup ujung pistol yang masih berasap lalu melemparkannya kesembarang arah. "Berikutnya," Kini tangan Elvan berganti memegang pisau, seringaiannya bertambah lebar saat melihat potret seorang pemuda tampan yang sama buramnya, "kau yang akan mati," Elvan seketika melempar pisau tersebut hingga menancap tepat pada foto pinggang pemuda itu.

"Atau mungkin dia." Kemudian, tv didepannya pecah, Elvan kembali melempar pisau lain pada layar televisi yang seketika meninggalkan bekas retakan. Pantulan dirinya yang sedang duduk masih bisa terlihat jelas dari layar jernih televisi itu. "Kita lihat saja nanti."

Seulas senyum misterius tergambar dibibirnya sekarang, pemuda itu kembali mengunyah cemilan.

Elvan kemudian memutar kursi, lalu menghadap pada mereka yang sejak tadi menatap kegiatan sadisnya.

Lalat-lalat berterbangan diatas belasan bangkai mayat tanpa kepala yang didudukkan secara berjajar, hal tersebut sama sekali tidak mengganggu nafsu makan pemuda itu, indera penciumannya seolah rusak karena tidak merasa jijik sedikitpun saat mengunyah ditengah bau amis seperti ini.

"Jadi teman-teman, menurut kalian siapa yang akan mati di akhir cerita?" tanya Elvan kemudian kembali tertawa dengan suara menggelegar.

Mengerikan.

__

Rosie sama sekali tidak tenang. Kepalanya ingin meledak setiap kali melirik rantai yang menahannya. Berbagai upaya dia lakukan sejak tadi agar bisa lepas dari besi sialan itu, namun sayangnya sia-sia, pergelangan tangannya malah menjadi merah sekarang.

Jeffrey sungguhan sudah gila, dia tidak menyangka bila pemuda itu akan nekat sampai berbuat seperti ini.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka menampilkan kedatangan seorang pelayan wanita parubaya dengan nampan makanan ditangannya.

Rosie sampai tidak sadar jika ini sudah pagi. Dia terlalu sibuk dengan rantai ditangannya sejak malam.

"Nona, ini sarapan anda, apakah anda sudah mau bersih-bersih?"

The Maddest Obsession [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang