Orang gila mana yang bertamasya di jam sebelas malam?
Rosie terus gelisah selama perjalanan. Tempat menuju kota Yokshare harus melewati jalanan hutan lebat dengan beberapa jurang diarea belokannya.
Tidak ada kendaraan yang melintas disana selain mobil sport milik Elvan.
Selama dua jam yang lalu, mereka berdua tidak berbicara sama sekali. Elvan begitu diam dengan wajah serius namun tenang.
Rosie melirik kekasihnya sekali lagi, tetap sama, tidak bergerak sedikitpun—Elvan seperti patung yang terus menatap tajam kedepan jalan. Bahkan Rosie rasa setiap kali ia melirik pemuda itu matanya tidak berkedip.
"Sayang, jangan menatapku terus, kamu tidak mau tidur saja?" Rosie lantas tersentak karena Elvan tiba-tiba bersuara.
"Tidak—El sebenarnya kita mau kemana? Kenapa sejak tadi jalan ini seperti tidak ada ujungnya? Dimana sebenarnya kota yang kamu maksud?"
"Aku kan sudah bilang kalau kita akan sampai subuh hari. Jadi lebih baik kamu tidur daripada terbangun dan gelisah terus seperti ini."
Rosie menghela napas berat. Tidur? Kekasihnya itu menyuruhnya tidur? Yang benar saja, satu mobil dengan seorang pembunuh, bagasinya dipenuhi koper dengan senjata tajam, lalu jalanan horor tanpa ujung—bahkan kota itu masih misteri.
Bagaimana bisa Rosie tenang dan tidur disituasi seperti sekarang?
"Kamu pasti sedang berpikiran buruk padaku—"
"Tidak El, aku sungguhan tidak tenang, memangnya kota Yokshare itu ada? Kenapa aku tidak pernah mendengarnya?"
Elvan lantas tertawa lirih, "itu kota elite sayang, tidak sembarang orang bisa masuk kesana, kamu pikir aku ini pembunuh miskin yang hanya hidup diapartemen kumuh? Tenanglah—kamu pasti juga tidak akan percaya jika melihat jumlah asetku, cukup sampai anak cucu kita bahkan tujuh generasi pun tidak akan habis."
Rosie terdiam. Dia bahkan belum berpikir jauh kesana.
"Pasti papamu akan senang memiliki menantu sepertiku—aku mapan, tampan dan amat mencintai puterinya—idaman sekali kan sayang?"
Tapi kamu pembunuh.
Rosie mulai menyadari sisi narsisus kekasihnya ini selama beberapa hari terakhir. Selain tidak waras, Elvan juga suka memamerkan perbuatan buruknya menjadi sesuatu yang terlihat keren dan eksklusif.
Hanya orang stres yang menganggap pribadi Elvan ini mempesona dan keren meski sudah tahu seluk beluk kejahatannya. Contohnya kalian.
"Sayang, kamu ingin punya berapa anak nanti?"
Rosie lantas tersentak—astaga, kenapa Elvan sudah berpikir kesana? Dia bahkan masih perlu menyembuhkan mentalnya, dan pemuda ini malah bertanya tentang anak?
"Aku mau punya dua—dua orang puteri cantik seperti mamanya, itu pasti lucu sekali," Elvan lantas tergelak pelan akan khayalannya itu, dan hal tersebut seketika membuat Rosie merinding.
Dia malah takut jika Elvan memiliki anak. Bisa-bisa anaknya dibunuh kalau dia sudah bosan atau merasa terbeban.
Psikopat mana yang mau repot-repot punya anak?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maddest Obsession [COMPLETE]
FanficBagaimana caranya agar Rosie bisa lolos dari sekte pemuja yang dipenuhi orang obsesi? Hanya Elvano yang bisa melindunginya-Rosie agak menyesal.