Rosie akhirnya membuka mata setelah dibius Jeffrey ketika di mobil tadi. Kepalanya terasa sangat pusing dan sakit, belum lagi bekas luka dilehernya yang terasa perih jika dia salah bergerak. Gadis itu terkejut saat menyadari bahwa ia sedang berada diatas ranjang asing.
Kamar mewah dan besar dengan perabotan keramik yang jelas berharga fantastis, lampunya berwarna kuning menawan dengan pilar-pilar megah yang berada di dekat jendela.
Tidak ada jeruji besi atau apapun yang mengurung dikamar ini seperti kamar Elvan. Namun percuma saja, karena satu tangannya dirantai pada pinggiran ranjang—panjangnya bahkan tidak sampai satu meter. Dia benar-benar terjebak.
Yang paling membuat Rosie sulit bernapas adalah keberadaan seseorang sedang duduk disofa samping ranjang seraya memangku kaki dengan gelas alkohol ditangannya. Orang yang sedari tadi melihatnya tidur layaknya ia adalah objek tontonan yang menarik.
"Akhirnya, tuan puteriku bangun tanpa harus kucium dulu." katanya bahagia.
"Hentikan—ini tidak mungkin, tidak, tidak—aku pasti bermimpi, Elvan pasti sudah menyelamatkanku!" Rosie berusaha tenang meski gelengan kepalanya sudah seperti orang frustasi.
Jeffrey berdiri seraya melonggarkan kimononya lalu duduk ditepi ranjang. Dia mendekatkan wajahnya kepada Rosie. "Siapa yang menyelamatkanmu? Ini aku sayang, lihatlah," tangan Jeffrey menyentuh dagu gadis itu lalu diarahkan untuk menatapnya, "aku Jeffrey Krueger, calon suamimu yang perhatian dan cinta mati kepadamu—kamu pasti sangat merindukanku sampai gemetaran begini. Akhirnya kita berdua saja."
Badan Rosie lemas. Dia tidak percaya bisa diculik oleh keparat mesum ini. Tangisnya pecah karena mengharapkan kedatangan Elvan—mana dia? Pasti dia akan datang, kan? "Sialan kau! Kamu keterlaluan Jeff! Kenapa kamu sampai menculikku?!"
"Sayang, sayang, sayang ... tenanglah, kamu bisa kesakitan jika meraung-raung seperti ini," Jeffrey memandang sedih pada luka dileher Rosie, dia membelai pelan luka tersebut dengan perasaan bersalah, "andai kekasihmu tidak keras kepala, pisau sialan itu pasti tidak akan melukaimu."
"Kamu tidak waras! Kamu yang melakukannya!"
"Itu karena Elvan tidak tahu diri, dia bersi keras merebut milik orang."
"Aku memang kekasihnya! Dia berhak memilikiku!"
Jeffrey tertawa renyah, pemuda itu memilih membaringkan kepalanya diatas paha Rosie ketimbang menyahut. Tangan satunya kemudian membelai candu pipi basah gadis itu. Jeffrey menatapnya amat lekat dari bawah. "Berhenti memikirkannya sebelum aku berubah pikiran, aku menahan diri untuk tidak menyentuhmu sama sekali sejak tadi. Jika kamu keras kepala, aku akan memperkosamu sekarang juga Rosie."
Rosie terdiam. Rasa takutnya kembali menjadi. Melihat kimono pemuda itu saja sudah membuatnya cemas, berapa lama memangnya Jeffrey bisa melepas kimono itu lalu telanjang sempurna didepannya?
"Jeff ... tidak begini caranya, kamu merantaiku, kamu menculikku—"
"Katakan kau calon isteriku." Jeffrey kembali bangun dengan sorotan dingin, tangannya meremas kuat paha mulus Rosie.
"J—jeff—"
"Katakan Rosie," ancam Jeffrey dengan tangan yang terus menelusur pelan ke area atas paha gadis itu.
Rosie tidak punya pilihan. "O—oke, aku calon isterimu."
"Bagus, sekarang jangan berpikir aku menculikmu, memangnya ada calon suami yang menculik calon isterinya?"
"Tapi kamu memang—"
"Memang apa?" Jeffrey semakin nekat, ia perlahan membuka tali kimononya.
"Tidak—kamu tidak menculikku, aku calon isterimu—tolong hentikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maddest Obsession [COMPLETE]
FanfictionBagaimana caranya agar Rosie bisa lolos dari sekte pemuja yang dipenuhi orang obsesi? Hanya Elvano yang bisa melindunginya-Rosie agak menyesal.