Satu tahun kemudian ...
Elvan menguap beberapa kali. Ia mengantuk berat karena kelelahan bercinta dengan istrinya sampai tengah malam, lalu setelah itu lanjut mengurus sang anak sampai pagi, Zachary Dahmer.
Zac sedang menginjak masa balitanya sehingga membuat anak itu semakin aktif.
Kelopak sayunya dipaksa terbuka sambil mengaduk bubur instan kesukaan Zac.
"Papaaa?" Zac menunggu tidak sabar dikursinya, ia duduk diatas meja makan sambil memukul-mukul meja dengan sendok.
"Iyaaa ... " Elvan mengimbangi panggilan anaknya dengan suara manja juga.
"Mam!"
"Sebentar Sayang, ini masih panas."
Seperti dirinya yang berantakan, Zac pun juga demikian, balita itu baru bangun tidur tanpa tahu malam panas yang sudah terjadi diantara orang tuanya, rambutnya teracak-acak dengan baju tidur yang cukup ketat pada tubuh mungil dan berisinya.
Elvan menaruh mangkuk bubur itu diatas meja lalu mendudukkan Zac ke pangkuannya.
Dia menyibakkan poni sang anak ke samping. "Anaknya papa tampan sekali ya?" Elvan memainkan pipi dan wajah menakjubkan sang anak dengan bangga. Menikah bersama Rosie, membuat visual Zac menjadi sesuatu yang tak terbayangkan—sangat fantastis dan sudah seperti titisan surga.
Elvan tersenyum tipis, anaknya tampan seperti dirinya. Dia tidak akan mengalami fase glow up. Zac sudah luar biasa sejak lahir, anak ini pasti akan digilai banyak wanita nantinya.
"Kalau mama melihatmu begini pasti dia akan marah-marah."
Zac tertawa kecil menampilkan gigi susunya yang baru tumbuh tiga. Dia mengerjap-ngerjapkan mata tajamnya sehingga terlihat semakin menggemaskan.
"Mam! Mam!"
"Iya Sayang, sini bukan mulutnya, aaa~"
"Aaa~"
Zac melahap bubur tersebut hingga pipinya mengembung bulat. Elvan tersenyum manis sembari mengusap ujung bibir anak itu.
"Pintar sekali anak papa, Zac sudah kelebihan asi, jadi makan bubur saja ya—asi mama sekarang adalah punya papa, Zac tidak boleh lagi, oke?"
Anak itu mengerutkan dahinya sambil mengunyah pelan, dia meracau tidak terima.
"Nonono! Mama Zac!"
"Tapi mama juga punya papa!" rengut Elvan tidak ingin kalah.
"No! Papa no!"
"Mama punya papa! Kamu cepat besar sana dan cari kekasih, jangan ambil punya papa!"
Zac tak diduga memukulkan sendoknya pada wajah Elvan dengan pelototan kecil. Dia kemudian tertawa karena wajah tampan ayahnya sekarang menjadi kotor dengan bubur.
"Rosie! Anakmu ini loh!" ketus Elvan jengkel, ia melap ulah kepolosan Zac dengan wajah tertekuk kesal. "Baiklah—jangan berkelahi, mama itu punya kita berdua, oke? Adil, ya?"
Zac malah memukul wajah Elvan kembali dengan sendok lalu tertawa nyaring dan menggemaskan sambil bertepuk tangan.
"Argh!" Elvan mengeram pelan sambil mengusap wajahnya lagi, tangannya terkepal gemas agar tidak mencubit pipi Zac sampai mampus. "Masih sekecil ini sudah kurang ajar dan posesif, terturun dari siapa sifatmu ini ha?"
"Papaaa~"
Elvan seketika tergelak pelan, rasa gemasnya berubah singkat karena jawaban itu, ia kemudian mendaratkan bibirnya pada pipi tembem Zac. "Mama milik kita ya?" bisik Elvan sembari menyentuhkan ujung hidungnya dengan sang anak. "Kalau sudah besar Zac harus jaga mama juga, bilang ke mama jangan cantik-cantik kalau tidak mau diculik bajingan kurang ajar yang suka sama mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maddest Obsession [COMPLETE]
FanfictionBagaimana caranya agar Rosie bisa lolos dari sekte pemuja yang dipenuhi orang obsesi? Hanya Elvano yang bisa melindunginya-Rosie agak menyesal.