Kanibal tampan

646 129 45
                                    

Elvan
Sayang jangan bercanda,
Kamu serius pergi dengan Yoshua?
Kenapa kamu suka sekali membuatku marah?
Hukumanmu bertambah, Jeffrey dan Yoshua, menyebalkan sekali.
Haruskah aku membantai seluruh laki-laki didunia ini agar tidak ada yang mengganggumu?
Baca saja terus pesanku sampai aku mencongkel matamu di apartemen.

Rosie langsung menonaktifkan ponselnya. Mulai takut dengan pesan-pesan Elvan.

Entahlah, dia seperti sedang mendapatkan sebuah harapan saat melihat foto Rochella yang masih hidup dan tampak baik-baik saja.

Rosie sampai melupakan rasa takutnya kepada Elvan.

"Pasti kekasihmu sedang mengancam ya?" Yoshua meliriknya sebentar sembari mengemudikan mobil.

"Apalagi? Dia selalu begitu."

"Kamu tidak takut? Kurasa dia akan sangat marah denganmu, kau pergi denganku."

"Memangnya kenapa? Aku terbiasa diancam olehnya, pada akhirnya dia tidak melakukan apapun selain membuat mentalku rusak." Rosie berkata datar seraya memandang lekat pada jalanan lengang. "Dia tidak akan bisa membunuhku."

Yoshua terdiam. Matanya berkejap sebentar.

"Hei Yosh," Rosie menghela napas berat. "Sebenarnya siapa kau ini? Apa motifmu memberitahuku mengenai keberadaan Rochella? Kupikir kamu mencintainya—"

"Aku mencintaimu."

Kali ini giliran Rosie yang terdiam. Dia sampai menatap pemuda itu.

Entahlah, hati Rosie cukup berdebar.

Dia memang menyukai Yoshua sebelum Elvan hadir.

"Kau tidak paham kenapa aku mengatakan Elvan akan sangat marah karena kamu pergi denganku?"

"Kenapa? Aku berulang kali dilecehkan oleh Jeffrey, Elvan tidak melakukan apapun, kenapa dia harus marah?"

Yoshua tersenyum tipis. "Dia itu sangat membenciku—Jeffrey bukan apa-apa, dia hanyalah anak malang sakit jiwa yang tidak dianggap keluarga."

"Kenapa kau bisa tahu tentang Jeffrey?" Rosie semakin heran.

"Rosie, kurasa Elvan pernah mengatakan ini sebelum kamu tahu keburukannya—jangan terlalu banyak penasaran, nanti kamu sakit hati."

Rosie menelan ludah. Kalimat itu dilontarkan saat kencan pertama mereka.

"Kau sedang mencoba mengatakan kalau kau ini sama buruknya dengan Elvan?"

"Semua manusia itu buruk Rosie."

"Yosh, aku memang tahu sejak awal kau ini tidak normal—maaf kalau kau tersinggung, tapi ... "

"Aku tahu maksudmu, kau mengharapkan sesuatu dariku. Kau masih berharap aku lebih normal dari yang lain—kau salah, aku ini memang jahat, dan Elvan membenciku, jika begitu, kurasa kau cukup paham seberapa berbahaya diriku jika dimusuhi oleh iblis sepertinya."

Rosie hanya dapat diam. "Sepertinya aku memang salah karena tidak mendengarkan Elvan." sindirnya.

"Jadi kau mulai menyesal karena sudah ikut denganku?"

The Maddest Obsession [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang