28 : Confess

43 3 0
                                    

"Mit, buka sama apa kita?"

"Mit, buka puasa pake sambel goreng kentang kayaknya enak."

"Mit, nanti sahurnya masakin sayur bayem ya."

"Mit, coba bikin kue nastar buat lebaran yuk."

"Mit, bikin ketupat lagi yuk."

Sudah kebih dari tiga minggu di bulan Ramadhan, berbagai request'an dari Raden membuat Mitha yang dulu jarang masak, kini wajib masak untuk sahur dan berbuka.

Tak ada hentinya saat Mitha tengah memasak menu berbuka puasa, Raden pasti selalu menghampiri dengan membawa ponsel yang menampilkan layar bergambar makanan sebagai rekomendasi untuknya masak setiap hari.

Berulang kali juga Mitha menghela napas, saat keberadaan Raden di area dapur membuatnya jengkel, karena bukannya membantu, Raden malah terus mengoceh menunjukan layar ponsel.

"Mit, tutorial bikin nastar ternyata susah. Kita coba bikin sagu keju aja gimana? Nih liat deh, gampang caranya, bahanya juga nggak banyak."

"Di liat-liat manggangnya make oven. Tar gue beliin deh, gampang. Bikin buat Ibu, Mama, Budhe, sama Bibi aja gimana? Keluarga Bapak sama Ibu pasti udah bikin kue duluan."

"Seminggu lagi kan lebaran nih, lumayan lah buat pamer dikit kalo gue bisa bikin kue."

"Kalo enak, lo coba buka usaha aja tuh, daripada bosen 'kan dirumah terus."

Mematikan kompor dan meniriskan kentang yang sudah ia goreng untuk membuat menu sambel goreng kentang request'an Raden kemarin, Mitha menengok, mendogak melihat Raden di depannya. "Bawel amat sih, Den. Bikin kue tuh susah tau." Protesnya.

Mitha malas bersusah-susah di bulan puasa sekarang, sudah cukup dirinya yang mencoba membuat ketupat di awal bulan puasa, ia tak mau lagi ribet nyoba bikin kue.

"Dulu bikin ketupat yang susah juga bisa."

"Ya 'kan itu dulu. Sekarang males kalo bikin ribet-ribet begitu, lagian kamu kok banyak request mulu sih. Capek tau yang masaknya." Adunya dengan wjaah menekuk, sudah panas-panasan di dapur sambil menahan dahaga, malah dibikin ribet sama Raden.

"Liat tutor kayak bikin ketupat aja, kue sagu keju gampang kok, beneran dah." Bujuk Raden pada Mitha.

"Nggak mau ah. Kalo mau, bikin sendiri aja." Mitha berlalu meninggalkan Raden.

"Yah, padahal lagi pengen makan kue sagu keju."

Raden lesu, berjalan lunglai menuju teras, duduk di kursi menikmati semilir angin yang menyapu wajahnya. Langit hitam menandakan mendung akan turun hujan malam ini, mengambil kembali ponsel yang ia masukan kedalam saku celana.

Ternyata layar ponselnya belum ia kembalikan seperti semula, masih menampilkan laman tutorial membuat kue sagu keju. Setelah dilihat berulang kali, ternyata cara pembuatannya cukup mudah.

Kakinya menapaki lantai kembali, masuk ke area dapur Mitha, membuka kulkas, nakas, dan lemari tempat menyimpan bahan baku, Raden membeli online oven listrik secara ekspres dan plastik untuk mencetak kuenya.

Selang satu jam ia memesan oven listrik akhirnya datang juga. Ia mengumpulkan bahan-bahan membuat kue sagu keju seperti sagu, keju krim, keju batang, telur, dan susu. Mengambil mangkuk bening berukuran besar, memasukan bahan sesuai dengan intruksi dalam layar ponselnya, akhirnya adonan kue sagu keju yang dia inginkan sudah jadi.

Kemudian adonan yang sudah jadi, ia masukan ke dalam plasti yang ujungnya sudah ada cetakan pembentuk kue. Mengambil loyang besi dari dalam oven, Raden mulai mencetak adonan sesuai seleranya.

Wedding Impossible [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang