13 : Ceroboh

31 3 0
                                    

Mitha sudah mulai masuk dan bekerja kembali, setelah cuti selama satu minggu. Kali ini drama susah membangunkan Raden tidak muncul, karena ia telah memasangkan alarm secara bertubi-tubi yang mampu mengusik tidur nyenyak Raden.

Rambutnya juga hari ini tidak lepek akibat desak-desakan di dalam kereta, karena Raden dengan kebaikan yang datang tiba-tiba mau mengantarkan Mitha sampai depan Lobby kantor.

Pagi hari yang lumayan menyenangkan, semoga seterusnya bisa seperti ini. Senyumnya merekah mendapati pegawai Diklat yang sudah lengkap termasuk dirinya, ada apa gerangan mereka semua sudah datang pagi ini.

"Widih.... Penganten baru auranya bersinar banget! Awas tuh gigi kering gara-gara senyum mulu." Seperti biasa, Sera dan segala suara nyaringnya menyambut Mitha.

"Jelas lah, cuti seminggul full ketambahan dua hari, puas dah seneng-seneng sama suami." Bang Chan ikut menimpali aksi meledek Mitha.

"Apasih, Ser, Bang. Biasa aja tuh."

Duduk di kursi, Mitha menyalakan PC dan komputernya, mengambil berkas yang baru saja Sera berikan untuk dimasukan dalam rekapan.

"Gimana Mit, manteb-mantebnya?" Senyum Sera menghiasi wajah, kedua alisnya naik-turun dan matanya mengedip jahil.

"Apaan sih."

"Ck, itu lho. Gak usah pura-pura deh, Mit."

Mitha tau dan jelas mengerti pembahasan ini, dirinya sudah menjadi Wanita dewasa yang sangat lumrah mendengar hal seperti ini disekitarnya. Dengan agak salah tingkah, Mitha berdiri, ingin mengunjungi gedung Medik memberikan Surat Undangan Rapat.

"Udah ah, gue mau ke Medik dulu. Inget, jam setengah 9 rapat di SDM."

Sera memutar kursi kerjanya, mengikuti arah Mitha yang sedang mengambil berkas di rak arsip. Kelihatan kalau sahabatnya sedang salah tingkah, "Yaelah, Mit. Kerja mulu, baru juga nikah, hahaha."

Pintu ruang Diklat tertutup dengan suara agak keras karena Mitha sampai membuat tiga orang di dalamnya agak terkejut. Termasuk Mas Alan yang sedari tadi hanya diam menyimak.

"Buset, pagi-pagi udah banting pintu aja. Lo apain tuh, Ser?"

"Lah, kenapa malah nyalahin gue."

Sera menunjuk dirinya, tak terima disalahkan Bang Chan, meskipun benar adanya kalau Mitha kesal juga gara-gara Sera. Tapi, tetap saja Sera gak mau disalahin.

Mereka lanjut dengan pekerjaan masing-masing, diselingi obrolan ringan dan tak menghiraukan Mitha yang sudah pergi.

Sementara Mitha yang baru saja sampai di Gedung SDM, melipir sebentar guna mengingatkan rapat hari ini. Berjalan ke belakang, ia bertemu dengan Mbak Kiki, asisten dr. Yusna yang akan menjadi pengisi acara rapat.

"Eh, Mitha. Udah masuk kerja aja."

Mith tersenyum ramah menanggapi, "Iya, Mbak. Bentar lagi gajian soalnya, kudu rajin."

Mbak Kiki tertawa, mempersilahkan Mitha duduk di sebrang mejanya. "Mau ketemu dr. Yusna?"

"Kalo beliau ada. Tapi kalo lagi sibuk, tolong sampaikan soal rapat hari ini ya, Mbak."

"dr. Yusna masih ada praktek sih. Bentar lagi juga kelar kok, rapatnya abis makan siang kan?"

"Enggak, Mbak. Dimajuin soalnya SDM lagi hectic banget, mereka juga mau pake ruang rapat SDM."

Kami berdua larut dalam obrolan perihal rapat dan hectic nya SDM yang sedang mempersiapkan berkas KGB. Seandainya ruang rapat Medik sudah selesai di renov, pasti nggak bakal rebutan kayak gini.

Wedding Impossible [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang