Extra Part : Raden Megantara

73 4 0
                                    

Jadi Ayah di usia muda?

Bahkan, menikah di usia 24 tahun aja Raden sama sekali belum membayangkan. Walaupun memiliki paras tanpa yang tidak bisa di lawan, Raden mana pernah menjalin hubungan setelah putus dengan Jasmine?

Eits, tapi bukan karena gagal move on atau masih punya perasaan ke Jasmine. Cuman, gimana ya, pacara itu sebenarnya ribet. Raden males kalo di suruh ribet-ribet, apalagi ngadepin mood wanita yag suka naik-turun, ogah banget deh pokoknya!

Karena di dalam keluarga rata-rata umur menikah seorang pria itu menginjak 24 tahun, Ibu selalu menggembor Raden untuk memperkenalkan seorang wanita padanya. Raden yang waktu itu sudah putus dari Jasmine, ya mau nggak mau, pindah ke Jakarta, dengan alasan kerjaan banyak.

Dan, di waktu Raden pulang dari kantor dengan transportasi umum kereta, karena motornya sedang di servis. Ia di pertemukan kembali dengan Mitha, sahabatnya semasa dulu. Karena hujan deras saat itu sedang turun membasahi kota Jakarta, Raden yang ingin langsung pulang, mengurungkan niat saat matanya menangkap seorang wanita ingin menerobos hujan.

Entah kenapa pula raut wajah yang di tampilkan Mitha padanya sangat tidak enak di lihat. Padahal 'kan niat Raden baik, membantu sesama manusia. Raden yang pada saat itu melihat banyak perubahan dari Mitha, membuat dirinya merasakan senang. Senang karena Mitha bisa hidup mandiri dengan pekerjaannya.

Sampai beberapa kebetulan yang mempertemukan mereka berdua, menjadi sebuah petaka, karena kesalah pahaman belaka. Raden di suruh menikahi Mitha! Oh shit!

Ingin rasanya ia menolak dengan banyak alasan saat itu, namun tidak bisa karena Ibu sudah terlanjur senang di datangi tamu yang ujuk-ujuk melamar Raden.

Iya! Kedua orangtua Mitha yang melamar Raden duluan.

Tapi itu semua adalah takdir. Takdir yang mempertemukan mereka berdua saat hujan di stasiun, takdi yang membuat mereka berdua bertemu kembali dengan keadaan yang sama-sama sudah bahagia dan takdir yang membuat mereka berdua membangun rumah tangga.

Raden tak ingin menyesal mengingat takdir mereka yang sangat tidak bisa di prediksi. Buktinya, kini Raden sedang bertumpu siku, melihat Mitha yang baru selesai memasak dengan apron merah muda yang masih dipakai.

"Ngapain ngeliatin aku? Mau di colok matanya, hah?!"

Mitha dengan segala ucapannya yang selalu terdengar ngegas itu, memiliki gengsi setinggi langit yang masih belum bisa di turunkan. Mitha dengan cepolan rambut berantakan itu, memiliki kecantikan yang tak bisa dilihat banyak orang selain dirinya. Dan, Mitha dengan segalama amarah serta emosi yang mudah terpancing karena sesuatu itu, memiliki berjuta cara kasih sayang yang bisa ia lakukan untuk keluarga kecil mereka.

Raden terkekeh, menggelengkan kepala, "Mau dong, di colok." Ucapnya meledek.

Di meja makan sudah tersedia berbagai hidangan yang kelihatan sangat lezat dengan aroma menggugah. Kini Mitha sangat lihat memasak banyak menu makanan untuk mereka.

"Panggil anak-anak kamu tuh, suruh makan malam. Buruan." Pintanya.

Yang katanya masih marah karena anak-anak mendapat banyak surat SP, kini malah seperti sedang berpesta pora memasak banyak makanan. Raden terkekeh pelan, Mitha masih gengsi untuk meminta maaf, pada anaknya pun sekalipun.

"Ibu masak banyak banget, Yah."

"Kita ada acara apa emang?"

"Perayaan, karena dapet surat SP."

Ketiga anaknya yang berjalan mepet pasa Raden, berbicara sambil berbisik, takut kedengeran sang Ibu. "Hush, kalian jangan ngomong aneh-aneh, nanti Ibu marah lagi sama kalian. Nggak cukup tadi siang di omelin?"

Wedding Impossible [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang