S-16

310 13 0
                                    

Ditempat lain Alva yang tengah berhenti mengedarkan pandangannya pun baru menyadari kalo dirinya berada ditempat yang tak ia kenali. Sambil duduk menyandarkan tubuhnya dibawah pohon besar.

"Huhh.. Huhh.. Huhh.. Anjir cape banget gua sialan tuh setan dateng diwaktu yang gak tepat" Dengan napas ngos-ngosannya.

"Arghh mana sendirian lagi disini gelap juga gimana gua balik ke tenda. Jangan muncul lagi yaa lu hantu plis gua penakut gua lagi sendirian gelap plis kerjasamanya gua cape lari²" Monolognya sambil terus memejamkan matanya .

**
"Al.. Alva lo dimana? Ini gue zega" Teriaknya

"Al.. Kalo lo denger suara kita plis bersuara" Neyl ikut berteriak

"Al.. Ayolah jangan bercanda ditempat kayak gini. Lo gak lupa kan kalo lo penakut" - aruni

Setelah semua menyusuri area yang dituju hasilnya pun nihil. Semua sudah bergabung kembali dan tak ada yang menemukan Alva.

"Alva lo dimana sih" Lirih tania

"Semuanya udh kita susuri tapi gak ketemu² tuh sibokem" - tama

" Lagian lo gimana sih jagainnya tadi harusnya lo berdua tungguin dia" Ucap Daniel

"Y-ya kita udh tungguin kok tapi gue tadi juga kebelet pipis jadi gue minta anter tama temenin gue" - diman

"Jadi jamet bulol doang sih lu berdua bisanya" Hellen dengan nada yang mulai meninggi.

Tak lama suara petir kembali terdengar lebih keras dari sebelumnya rintik hujan mulai turun semua segera kembali ke tenda.

" Udh jangan debat, kita balik ketenda masing² jangan ada yang keluar tetep ditempat. Kalo ada yang keluar jangan mempersulit keadaan. Ngerti? Ucap neyl.

"Tapi kak.. Alva gimana? Alva belum ketemu kalo dia kenapa² gimana? Dia takut gelap kak dia takut sendirian apalagi ini hujan dia gabisa kedinginan kak" Ucap aruni mulai gelisah

"Nanti kita lanjut lagi kalo ujannya udah berenti yaa, gamungkin juga kita nyari dia kalo kondisinya kayak gini" - Rahman

"T-tapi kak kal--" Baru saja zega mau bicara sudah disanggah duluan oleh Adit

" Dia pasti baik² aja dia juga udah gede pasti neduhlah kalo ujan gini gausah lebay deh" Ucapnya lagi

"Adit jaga ucapan lo, gua udh bilang kita bahas nanti" - tania

"Kenapa? Udah mulai suka lo sama bocil itu? Iya? " Ucap Adit dengan Tatapan mata sinis

"Gua gamau ribut, lo percaya gue? Kalo lo percaya gua tolong sedikit tenang dengan keadaan yang sekarang, gue pastiin gue ga ada apa² sama dia"

"Oke gue pegang kata² lo"

**
Hujan yang semakin deras dan petir yang masih terdengat keras pun masih enggan untuk menyudahinya. Malam yang makin larut udara yang semakin dingin membuat tubuh Alva basah kuyup dan gemetar pohon besar yang ia pakai untuk berteduh tak mampu melindungi tubuhnya dari air hujan.

Tangannya mulai keriput akibat air hujan yang tak kunjung henti bibirnya yang sudah pucat. Ia terus memejamkan matanya dan menutup kedua telinganya menangis memanggil bundanya

" Bunda.. Aku takut bun" Suaranya terdengar sangat lirih sekali.
" Bun.. Aku kedinginan hujannya ga berenti² bun petirnya nakutin bun" Masih dengan posisi yang sama

**
Aruni zega nayla mereka tak ada yang tertidur mereka dilanda rasa cemas gelisah takut campur aduk jadi satu. Aruni yang menutup wajahnya dengan kedua tangannya zega yang mengacak acak rambutnya dan nayla yang mengetuk²kan jari²nya . Ingin sekali rasanya mereka pergi mencari Alva namun niatnya diurungkan mengingat ini ditengah hutan sedang hujan lebat pula dan mereka pun tak mau menyusahkan katingnya kalo sampai gegabah.

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang