S-44

263 12 0
                                    

Saat jam istirahat sudah berbunyi dan segera berhamburan dari kelas.
Zega dan nayla mereka jalan terlebih dahulu karna mau sekalian ke perpus dulu katanya sebentar nanti mereka akan menyusul aruni dan Alva.

Aruni dan Alva mereka pun tak langsung pergi ke kantin melainkan mampir dulu ketempat fotocopy untuk mengcopy tugas yang akan dibagikan dikelas.
Selesai mereka dari sana, mereka berdua berjalan melewati taman dimana disana terdapat 2orang yang sedang mengobrol karna penasaran akhirnya mereka mendengarkan obrolan itu dibalik pohon ditaman tersebut.

"Kamu kenapa sih yang dari kemarin mukanya ditekuk terus"

"Gatau, aku lagi kesel sama bundaku"

"Kesel kenapa? Emang bunda kamu nyuruh kamu ngapain?"

"Dia selalu minta aku buat ngertiin kondisi adik aku, bunda dan papa selalu manjain dia"

"Kamu punya adik? Ko aku gatau yaa"

"Punya 1 cowok tapi kamu gaperlu tau juga sih toh aku sendiri aja males liat dia"

"Kamu daritadi bilangnya sebel males gitu² aja terus yang, kamu sebutinlah sebabnya apa".

" Hmm, dulu aku emang yang minta buat punya adik karna aku liat teman² tk ku mereka punya adik sampai dimana bunda akhirnya hamil dan lahirlah adik aku. Dulu aku seneng banget ada dia ditengah² kita sampe apapun yang dia mau kita akan selalu turutin. Sampai dimana aku jadi benci akan kehadiran dia".

Disisi lain Alva yang mendengarnya langsung tercekat, ia tak tau harus bersikap apa.

"Apa yang buat kamu jadi benci sama dia?".

" Karna semua kasih sayang bunda dan papa dia ambil semua, perhatian waktu bahkan untuk sebuah pelukan aja gampang buat dia tapi susah buat aku dapetin.
Selama ini papa dan bunda memang selalu berusaha buat bersikap adil sama kita, tapi lagi² karna dia yang selalu sakit²an membuat aku harus selalu mengerti biar fokus bunda dan papa gak terbagi. Aku juga berhak kan sayang untuk dapetin itu. Aku benci sama dia, dia terlalu egois, dia gapernah mikirin perasaan aku. Dia yang selalu dimanjain dan dapetin semuanya tapi dia gak liat aku juga ada disini".

"Hmm sayang, kalo boleh aku jujur akupun pernah ada diposisi kamu"

"Maksudnya yang?"

"Iya kamu tau kan aku sekarang tinggal di panti, karna dulu saat orangtua aku masih hidup akupun sama kayak kamu hidup penuh kebahagiaan dan dimana aku juga ingin punya teman dirumah biar ga kesepian kalo orangtua ku kerja sampai akhirnya mama ku hamil dan melahirkan adikku saat umur adikku 2tahun aku mulai merasa iri karna fokus mereka juga terus²an sama adik aku bahkan untuk minta disuapin aja aku harus nangis dulu sampe akhirnya untuk pertama kalinya aku dibentak dan dipukul sama mama, disitu aku dendam dan anak kecil sepertiku ini lari keluar rumah dan kabur entah kemana aku juga gatau sampai mama papaku terus nyariin aku hingga larut malam saat itu hujan deras aku sebenernya udh takut tapi karna dendam ku dan dimana di tempat aku berdiri malam itu aku melihat mobil yang dikendarai papa menabrak trotoar dengan kencang hingga ringsek akibat hujan aku melihat itu dan orang² disekitar segera berlarian mendekat. Aku liat sendiri papa dan mamaku tergelatak penuh darah dan masih di gendongan mama pula aku juga melihat adikku sudah gak bernyawa disitu aku menangis antara aku harus sedih kecewa atau senang namun lagi2 dendam ku masih sama. Hingga sampai sekarang rasanya masih ada makanya aku juga benci dengan namanya seorang adik apalagi itu adik laki-laki ".

" Sayang kenapa kamu baru cerita soal ini ke aku, aku jadi merasa bersalah sama kamu udah buka luka lama kamu"

"Gpp sayang toh aku sudah gak mau inget² mereka, karna di panti aku harus beradaptasi dengan banyak anak² pun itu juga karna aku menghargai ibu panti aja yang udah ngerawat aku dari kecil" Selorohnya sambil tersenyum.

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang