S-52

267 17 2
                                    

Alva segera mencari tempat untuk berteduh bajunya sudah basah terkena air hujan selama ia mencari tempat teduh. Ia yang hanya memakai baju lengan pendek polos itupun mulai kedinginan karna hujan yang semakin deras serta gemuruh petir yang nyaring angin terus berhembus .

"Duh makin deras lagi ujannya mana dingin lagi" Ucapnya sambil memeluk dirinya mengelus kedua lengannya. Tak lupa juga ia langsung memasukan nasi gorengnya kedalam jok agar tak kebasahan menghindari amukan kakak nya. "Bodoamatlah gue masukin dalem jok aja daripada kebasahan kan cape² gue pergi jauh² gabisa kemakan mana motor mogok keujanan pula" Gumamnya pada diri sendiri.

Hujan pun belum juga reda mengingat kini semakin malam takutnya tania juga menunggunya terlalu lama jadi mau tak mau ia menerobos ujan mendorong motornya yang mogok membiarkan dirinya basah kuyup.

Sekitar pukul 22.30 malam ia baru sampai kerumahnya dengan susah payah bibirnya sudah membiru dan gemetar serta jari tangannya yang juga keriput akibat terlalu lama terkena air hujan.

"Mang udin tolong buka gerbangnya" Teriaknya dan untung saja mang udin mendengarnya karna ia memang sedang menunggu kedatangannya lalu langsung berlari membuka gerbang tersebut.

"Ya allah den sampai basah kuyup begini, sini motornya biar mang udin yang bawa kedalem" Mang udin mengambil alih motornya.

"Makasih Mang"

"Sama-sama den, sok silahkan masuk kedalem segera bersih² ganti baju, bi sumi didalam daritadi juga nunggu den Alva pulang.

" Iya Mang, tapi tolong ambilin nasi gorengnya dulu yaa didalem jok takutnya kak tania nungguin"

"Iya ini den silahkan" Mang udin memberikan nasi goreng yang berada di dalam jok itu dan segera masuk kedalam rumah dan benar saja ada bi sumi sedang duduk menunggu ya tentu hanya bi sumi saja yang terlihat.

"Ya allah den kok lama sampainya? Ini kenapa gak neduh dulu mana gapake jaket baju basah kuyup sampai kedinginan gini" Pertanyaan bi sumi bertubi-tubi.

"Iya bi tadi pas dijalan pulang tiba-tiba motornya mogok dan gaada bengkel yang buka terus galama hujan ini juga aku terobos aja ujannya gak berenti² takutnya kak tania kelamaan nunggu" Jelasnya.

"Yasudah aden bersih² dulu sana ganti pake baju hangat bibi mau buatin air anget dulu biar aden gamasuk angin".

" Iya bi sekalian aku mau kasih nasi gorengnya ke kakak siapa tau dia nunggu".

"Non tania sudah makan den tadi minta dibuatkan nasi goreng sama bibi katanya dia udah keburu laper nunggu den Alva jadi non tania juga pesen gausah dianter ke kamarnya" Ucap bi sumi tak enak hati dan kasian melihat Alva.

"Ogitu yaudah ini buat bibi sama Mang udin aja berdua dimakan yaa" Alva menyodorkan nasi goreng itu.

"Jangan den, kan ini aden yang beli.. Biar bibi siapin buat aden aja yaa".

" Gausah bi tadi aku udah makan kok disana sambil nunggu nasi goreng buat kakak" Ucapnya berbohong.

"Hmm yaudah ini bibi terima deh makasih yaa den Alva" Bi sumi tersenyum dan Alva hanya menganggukan kepalanya saja.

"Tau gitu gue nunggu aja ujannya reda kalo tau lo udah makan" Dengus Alva melihat kearah kamar tania. Ia pun segera bersih² setelahnya ia langsung memilih tidur dengan menggulung badannya pakai selimut tebal karna ia masih kedinginan.

Keesokan hari mereka mulai masuk kampus kembali setelah libur semester.

Kelas pertama sudah dimulai setengah jam yang lalu dosen pun masih menjelaskan materi didepannya. Selang itu kelas kedua pun juga dimulai dengan sedikit ocehan mereka karna langsung diberi tugas padahal baru saja hari pertama masuk.

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang